Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi merespons munculnya banyak aksi “Adili Jokowi” di sejumlah kota. Jokowi menilai aksi itu merupakan bentuk ungkapan ekspresi kekecewaan. Salah satu dugaan Jokowi, aksi itu adalah ekspresi karena kalah di pemilihan presiden. Namun Jokowi tidak menyebut periode pilpres yang dimaksud.
"Itu ekspresi bisa macam-macam. Ekspresi karena kekalahan di pilpres bisa," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan jurnalis sekaligus pemilik Narasi TV, Najwa Shihab, yang ditayangkan di akun YouTube Najwa Shihab dengan judul "(Ekslusif) Jokowi soal IKN, Gibran, dan Adili Jokowi | Mata Najwa" pada Selasa, 11 Februari 2025. Najwa sudah mengizinkan Tempo mengutip tayangan dalam video tersebut, Rabu, 12 Februari 2025.
Selain ungkapan kekecewaan kalah pilpres, Jokowi menilai, aksi itu karena perasaan kesal terhadap sesuatu. Jokowi mengaku tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut. "Saya kira ini negara demokratis. Biasa-biasa saja menanggapinya," kata dia.
Saat ditanya apakah aksi tersebut adalah bentuk operasi politik, Jokowi tidak menutup kemungkinan. Ia kembali menyebut masih ada pihak yang belum berdamai dengan hasil pilpres. Jokowi menuduh ada pihak yang ingin menjatuhkan dirinya.
"Masih ada yang belum move on sehingga berusaha untuk men-downgrade. Kalau saya biasa," kata Jokowi.
Tulisan “Adili Jokowi” muncul di sejumlah kota. Aksi vandalisme terjadi di Yogyakarta, Surabaya, Malang, hingga di kota tempat tinggal Jokowi di Solo. Di Surabaya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menutup tulisan “Adili Jokowi” dengan mengecat ulang tembok atau bidang yang terdapat tulisan tersebut. Tulisan itu muncul di 24 lokasi di sembilan kecamatan di Surabaya. Polisi langsung memburu pelaku vandalisme tersebut.
Foto: tempo.co
Editor: Ridian Eka Saputra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini