Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HUSNI Kamil Manik menjulurkan kepalanya mendekat ke bidak yang tersebar di papan catur. Alisnya mengerut saat mengatur posisi raja hitam yang terpojok raja putih dan dua pionnya. "Lihatlah raja hitam ini, sudah pasti kalah," katanya. Husni kemudian mengambil raja hitam itu dan menyingkirkannya dari papan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum ini sudah akrab dengan pion, benteng, kuda, menteri, dan raja sejak sekolah dasar. Kalau pas tak ada orang lain di rumahnya, ia main sendiri dengan membaca petunjuk strategi di koran. Main catur mengajarinya berhati-hati melangkah dan tidak ragu mengambil keputusan.
Ketidakraguan itu ia tunjukkan saat berlakon sebagai tokoh strategis laksana menteri ketika memimpin rapat pleno terbuka rekapitulasi suara pada 22 Juli lalu. Ia tetap melanjutkan rapat meski kandidat nomor satu Prabowo Subianto mundur dari pemilihan.
Ketika hasil rekapitulasi akan diumumkan, Husni menjadi orang yang suaranya paling ditunggu se-Indonesia. Meski dari rekapitulasi provinsi sudah diketahui siapa pemenangnya, orang ingin mendengar langsung darinya. Ia pun mengumumkan bahwa Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi ditetapkan sebagai pemenang dengan 70,9 juta suara, unggul sekitar 8,4 juta suara dibanding lawannya, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Dalam tiga kali pemilu yang ia selenggarakan bersama tim KPU, Husni belum pernah menerima banyak perhatian seperti sekarang. Para netizen banyak yang memuji, banyak juga yang mencerca.
Belakangan, beredar foto dirinya sedang bertemu dengan orang-orang yang disebut sebagai orang A.M. Hendropriyono dan anggota tim sukses Jokowi-JK di sebuah ruangan, yang tampak seperti kamar hotel. Bukan berita itu saja, istrinya, Endang Mulyani, disinyalir pihak tertentu merupakan adik istri Jusuf Kalla, Mufidah Miad Saad. Teranyar, ia dituding menerima suap Rp 50 miliar. "Itu tidak benar," ujar Husni.
Seusai pertemuan tripartit KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), 23 Juli lalu, Husni menerima wawancara Heru Triyono, Muhammad Muhyidin, dan fotografer Aditia Noviansyah dari Tempo, menjelang tengah malam di kantornya, lantai dua gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Dibalut batik hitam biru, badannya tampak bertambah gemuk. "Habis rapat, makan terus," ujarnya, lantas tersenyum.
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar Prabowo Subianto menolak hasil pemilihan presiden di tengah proses rekapitulasi suara?
Saya amat terkejut. Teman-teman KPU menghendaki proses ini diikuti terus oleh kedua pasangan calon.
Terkejut? Di televisi Anda justru tersenyum....
Itu agar publik melihatnya nyaman. Kalau sampai tegang, nanti membingungkan. Saya mencoba tetap seperti biasa, seperti tidak ada masalah.
Anda sudah diberi tahu sebelumnya tentang pengunduran diri Prabowo dari saksi atau tim sukses pasangan nomor satu?
Tidak ada aba-aba. Padahal komunikasi saya dan mereka (saksi Prabowo di KPU) cair. Tapi indikasi penolakan sudah ada. Pembacaan rekapitulasi pada provinsi tertentu mereka tolak. Itu potensi.
Saksi Prabowo mundur dari KPU pada malam terakhir. Apakah kehadiran saksi penting sebagai persyaratan administrasi?
Bukan yang utama. Mereka juga boleh tidak hadir dan tidak menandatangani hasil rekapitulasi suara. Kesaksian mereka ini tidak mempengaruhi keabsahan dari dokumen (hasil rekapitulasi suara).
Beberapa pakar menyatakan Prabowo akan berhadapan dengan ancaman pidana karena ia mundur dari proses pemilihan presiden....
Tidak. Pengunduran dirinya itu tidak menghambat proses pemilihan presiden. Pidana yang diperbincangkan tidak masuk konteks. Pasal 246 tidak berlaku terhadap dia karena pemungutan suara sudah terlaksana.
Anda sempat khawatir bakal terjadi kerusuhan setelah pengumuman Prabowo itu?
Tidak seseram yang dipikirkan orang-lah. Bahkan, setelah rekapitulasi itu, kami tim KPUmakan di Sabang (Jakarta Pusat).
Tim Prabowo-Hatta tetap akan mengajukan gugatan hasil yang dinyatakan KPU ke Mahkamah Konstitusi.
Silakan saja. Itu hak mereka.
Kabarnya Anda diancam pihak-pihak tertentu....
Kalau ancaman di telepon seluler saya abaikan. Saya tidak takut. Yang mengerikan itu kalau ada yang bilang, "Awas, laknat Allah. Awas, nanti di akhirat." Itu yang berat. Kalau ancaman di dunia terlalu singkat.
Yang berdemo tadi siang (Rabu, 23 Juli 2014) mengancam Anda dan KPU dengan santet....
Itu hanya demonstrasi. Kalau bertemu dengan kami, pasti mereka beda. Biasanya bilang, maksudnya bukan begitu, Bang. Nah, itu kan demonstrasi, jangan dianggap serius.
Presiden menghubungi Anda melalui telepon dan mengingatkan KPU agar tetap menjaga independensi. Apakah itu bentuk intervensi?
Tidak. Yang dia sampaikan normatif sekali. Seperti pidato.
Anda sering berkomunikasi dengannya....
Saya berbicara dengan Presiden lewat telepon hanya ituselama dua tahun menjabat ketua.
Tim Prabowo-Hatta menduga KPU melakukan kecurangan secara masif....
KPU pusat tidak punya kesempatan untuk mengubah data. Saat rekapitulasi hari-hari sebelumnya juga tidak ada yang menggugat tentang angka-angkanya. Sebab, yang dipublikasikan di situs KPU dengan data yang ada di provinsi sama saja.
Lalu apa yang dipersoalkan?
Tahapannya. Menurut mereka, itu mempengaruhi angkanya.
Di lapangan, kubu Prabowo menilai daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) banyak disalahgunakan....
DPKTb adalah pemilih yang memenuhi syarat. Asalkan membawa KTP atau identitas kependudukan lain, pemilih DPKTb dapat memilih di mana saja.
Anda dinilai mengabaikan rekomendasi Bawaslu, terutama rekomendasi untuk melakukan pemungutan suara ulang di lebih dari 5.800 tempat pemungutan suara di Jakarta....
Kami sudah memeriksa yang berpotensi bermasalah. Namun hanya 13 TPS yang layak dilakukan pemungutan suara ulang.
Para hacker diduga telah memanipulasi suara di beberapa kecamatan dan provinsi....
Tidak mungkin. Hasil pemilu berlangsung manual, berjenjang, dikontrol masing-masing saksi dan Bawaslu. Formulir C1-nya itu dipindai, artinya secara fisik juga ada. Ini kan tidak nyambung. Hacking itu kan online, padahal data aslinya offline. Maka tidak terpengaruh.
Sebenarnya bagaimana kekuatan teknologi informasi KPU? Apakah rentan dijaili para peretas itu?
Intinya, teknologi kami tidak dapat diedit oleh siapa pun setelah di-submit.
Foto Anda memakai polo shirt dan beberapa pria beredar di media sosial. Kabarnya bersama orang Hendropriyono dan tim sukses Jokowi-JK....
Saya terkejut. Itu di Hotel Aston Medan. Mereka adalah teman SMA. Kami sedang reunian. Kalau ke Medan, saya pasti menyempatkan diri bertemu dengan mereka.
Pertemuan itu membicarakan pemilihan presiden?
Tidak ada.
Di antara mereka, ada yang politikus atau anggota tim sukses salah satu kandidat?
Ya, mungkin juga. Saya tidak tahu. Saat itu kan tahun 2013 awal. Sudah lama sekali. Pokoknya subhanallah-lah (tertawa). Mereka malah BBM saya, "Bro, kami ikut terkenal," begitu kata mereka.
Benarkah Endang Mulyani, istri Anda, adalah adik istri Jusuf Kalla, Mufidah Miad Saad?
Saya tidak tahu logikanya bagaimana. Istri saya itu orang tuanya dari Jawa Tengah. Kenapa tidak dihubung-hubungkan dengan Jokowi dan istrinya, yang lebih dekat? Ini tidak nyambung. Istri saya itu paling tua dan satu-satunya perempuan.
Respons istri Anda bagaimana?
Dia membuat klarifikasi di Facebook. Banyak netizen yang membela saya. Saya terharu.
Beredar pesan berantai Anda menerima suap Rp 25-50 miliar dan sedang diperiksa Badan Intelijen Negara (BIN)....
(Tersenyum) Itu tidak benar.
Sebagai Ketua KPU, apa yang Anda lakukan untuk memastikan independensi dari lembaga Anda?
Saya tidak membawa pendapat orang di dalam forum. Jadi harus menurut saya. Itu berlaku juga bagi anggota. Dalam setiap pengambilan keputusan yang boleh hadir adalah komisioner, tidak boleh ada pihak lain. Kode etiknya, tidak boleh kasih tahu siapa-siapa tentang pilihan kita masing-masing, termasuk ke orang luar.
Termasuk ke istri Anda sendiri?
Ya. Kami tidak saling konfirmasi tentang pilihan....
Jadi benar-benar rahasia?
Kami punya kode etik juga. Tidak boleh menanyakan pilihan masing-masing. Tidak boleh juga menyebutkan pilihan kami. Istri saya juga dulu anggota KPU di Padang.
Bagaimana kalau ada keluarga atau orang tua Anda sendiri bertanya tentang pendapat Anda terhadap kandidat?
Saya akan bilang semuanya bagus. Jawaban itu membuat ibu saya kesal. Kata Ibu, memilih itu cuma satu. Tapi saya tidak bisa memberinya rekomendasi. Ibu saya marah besar.
Dari hasil pemilu kemarin, apa pendapat Anda tentang tingkat demokrasi di Indonesia saat ini?
Masyarakat sudah berani memperlihatkan pilihannya. Berani juga mendukung terbuka. Tidak ada gontok-gontokan. Hanya media yang begitu, di luar relatif tenang. Masyarakat juga mengikuti dan tidak memberi ruang sedikit pun kesalahan. Semua dikritik, ini bagus.
Menurut Anda, partisipasi kelas menengah atas, dan kelompok intelektual, kemudian selebritas ikut mempengaruhi kualitas pilpres kali ini?
Ini memang fenomena di perkotaan. Pemilih sekarang lebih cenderung berpartisipasi dibanding termobilisasi. Itu meningkatkan kualitas, sehingga menggeser image pemilu dari elektoral menjadi esensial.
Ini karena efek Prabowo dan Jokowi?
Dalam kontestasi pemilihan itu, daya tariknya ada pada kandidatnya, bukan penyelenggaranya. Betapa seriusnya penyelenggara untuk sosialisasi, kalau kandidat tidak menarik, tidak akan mengundang partisipasi.
Tapi kenapa partisipasi pemilih dalam pilpres kali ini hanya 69,58 persen, lebih rendah ketimbang pada 2009 yang 72 persen dan pada 2004 yang 79 persen?
Saya bilang tadi, fenomena hiruk-pikuk itu hanya di kota. Sebaliknya, di desa tidak terlalu masif. Paling tinggi partisipasi penduduk desa itu pada 2004, yakni mencapai 79 persen.
Ketika sudah pensiun nanti pada 2017, Anda berminat masuk partai?
Sampai sekarang belum terpikir. Saya lebih tertarik berwiraswasta setelah pensiun muda. Saya masih 42 tahun pada 2017.
Apa hobi Anda di tengah kesibukan?
Saya suka main catur. Ketika masih kecil, saya sering main sendiri jika tidak ada lawan main. Saya baca petunjuk strategi catur yang ada di koran. Saya merasa menikmati bermain sendiri dengan mengikuti alur. Mungkin ada hubungannya juga mengatur strategi menjadi Ketua KPU saat ini, yaitu strategi memimpin rapat plenomemberi kesempatan saksi berbicara dengan baik, mengintervensi kalau alur tidak sesuai. Karena itu saya senang catur. Penuh strategi. Tapi, kalau saya terlalu lama main, ayah saya akan marah. Apalagi kalau belum salat.
Bagaimana rasanya sudah menyelesaikan tugas besar yang diliput luas media nasional dan asing?
Biasa saja. Sebagai penyelenggara, saya sudah tiga kali melakukannya. Ini hasil kerja keras semuanya. Saya cuma wasit, yang meniup peluit ketika proses pemilihan dimulai dan berakhir.
Nama: Husni Kamil Manik
Tempat dan tanggal lahir: Medan, 18 Juli 1975
Karier: Konsultan IT di perusahaan teknologi multinasional di Singapura
Pendidikan
Karier
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo