Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengganti tiga aturan tentang ekspor benur lobster dan penggantian alat tangkap cantrang.
Ia menggodok kebijakan untuk mendongkrak penerimaan negara bukan pajak dari sektor perikanan tangkap yang minim.
Trenggono ingin nelayan tidak hanya mengandalkan ikan dari hasil penangkapan di laut tapi juga mulai beralih ke budi daya.
SKANDAL suap ekspor benih lobster yang terkuak pada 25 November 2020 berimbas terhadap jalan karier Sakti Wahyu Trenggono. Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo yang dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi. Edhy menjadi salah seorang tersangka dalam kasus yang menghebohkan publik tersebut.
Trenggono berpindah kantor setelah satu tahun menjabat Wakil Menteri Pertahanan. Jokowi menitipkan pesan khusus saat memilihnya sebagai menteri. “Beliau intinya meminta supaya ada perbaikan komunikasi dengan nelayan. Itu saya terjemahkan sebagai peningkatan kesejahteraan nelayan,” ucap Trenggono, 58 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Jumat, 19 Februari lalu.
Sebelum masuk gelanggang politik, Trenggono telah malang-melintang sebagai pengusaha bidang telekomunikasi. Ia bergabung dalam tim relawan pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014. Trenggono juga masuk tim transisi yang dipimpin Rini Soemarno setelah Jokowi-Kalla memenangi pemilihan. Lima tahun kemudian, pria berjulukan Raja Menara ini dipercaya sebagai bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kepada wartawan Tempo, Wahyu Dhyatmika, Mahardika Satria Hadi, Abdul Manan, dan Khairul Anam, Trenggono mengatakan skandal korupsi yang menyeret Edhy Prabowo membuatnya bergerak cepat untuk melarang ekspor benur. Ia menggodok peraturan menteri tentang penggantian cantrang dengan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan. Trenggono juga menyiapkan terobosan untuk mendongkrak penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari perikanan tangkap.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo