Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font size=2 color=brown>Inong Malinda Dee:</font><br />Dalam Seminggu Nama Saya Hancur

11 April 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUANG besuk itu tak terlalu luas, hanya sekitar 5 x 4 meter persegi. Terletak di sudut utara lantai satu gedung Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI di kawasan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Di situlah sudah hampir tiga pekan Malinda Dee ditahan. Untuk menuju ke ruang tahanan itu, pengunjung melewati dua ruang penjagaan serta meninggalkan identitas, meninggalkan telepon seluler, dan memakai tanda pengenal sebagai tamu. Lalu melewati sebuah lorong panjang sekitar 50 meter. Seperti pengunjung, di dalam tahanan Malinda dilarang memegang ponsel.

Akhir pekan lalu itu, jam sudah menunjuk pukul 15.00 ketika Tempo mengunjungi Malinda. Waktu kunjung tinggal sekitar satu jam lagi, tapi ruangan itu dipenuhi puluhan pembesuk. Mereka duduk di bangku kayu panjang dan antre untuk menemui serta berbincang-bincang dengan tahanan yang akan mereka kunjungi. Di ruangan itu disediakan dua buah meja dengan dua bangku panjang di masing-masing sisinya. Di situlah pembesuk dan yang dibesuk berbincang serta bertatap muka. Pada langit-langit ruang juga tergantung kamera CCTV, yang merekam segenap kegiatan di bawah.

Sejumlah tamu Malinda juga terlihat antre. ”Tiap hari banyak pengacara datang, jumlahnya bisa sampai 30-an,” ujar seorang penjaga. Para lawyer itu datang untuk menawarkan jasa membantu dalam kasus Malinda. Beberapa di antaranya bahkan datang dari luar Jakarta.

Petang itu Malinda membalut tubuhnya dengan serba hitam. Dari kerudung, baju, hingga celana panjangnya. Kerudungnya terjuntai panjang menutupi dadanya. Tubuhnya terlihat sangat kurus dibanding foto dirinya yang banyak muncul di Internet atau berseliweran di layar BlackBerry. Poni khasnya menyeruak dari balik kerudungnya dan tergerai di keningnya yang mulus. ”Bobot tubuh saya memang turun,” kata perempuan 47 tahun berkulit putih ini. Kendati demikian, ia menyatakan akan tetap menjaga kesehatannya. ”Supaya pikiran saya juga sehat,” ujarnya.

Malinda mengeluhkan pemberitaan media massa perihal kasusnya yang ia nilai telah membunuh karakternya. Ia menyatakan tuduhan dirinya melakukan penggelapan uang atau money laundering tidak benar. Sepengetahuan dia, tak ada nasabah yang melaporkan telah dirugikan oleh dirinya. ”Laporan ini seperti bapak melaporkan anaknya,” katanya memberi perumpamaan perihal laporan Citibank atas dirinya ke polisi.

Di selnya yang terletak di depan ruang besuk itu, ia mengisi hari-harinya dengan membaca. Ia juga mengkliping pemberitaan media massa yang menyangkut kasusnya, terutama pemberitaan yang menurut Malinda ”bagus”.

Berkali-kali Malinda menyatakan tak melakukan kesalahan apa pun dalam kasus yang dituduhkan terhadap dirinya itu. Tuduhan ia membeli mobil-mobil mewah dengan menggelapkan uang nasabah dianggapnya tidak benar. Menurut Malinda, tidak mungkin kariernya, yang sudah 22 tahun di Citibank, ia hancurkan sendiri. Apalagi jika dihitung akan segera pensiun beberapa tahun lagi. ”Kini hanya dalam satu minggu nama saya hancur oleh opini tidak benar,” kata perempuan yang pernah mendapat penghargaan sebagai juara ketiga tingkat Asia-Pasifik dari Citibank atas prestasinya dalam pencapaian target kerja sebagai manajer ini.

Didesak menjelaskan sejumlah ketidakbenaran yang dituduhkan penyelidik, berkali-kali perempuan kelahiran Pangkalpinang berdarah Aceh-Betawi ini menggelengkan kepala.

Jadi Anda tidak melakukan penggelapan?

Nanti akan saya ungkapkan di pengadilan. Tidak mungkin sekarang saya ungkapkan A, B, C, atau D. Saya tidak mau ribut.

Dan tuduhan melakukan pencucian uang itu?

Nanti, nanti semua akan saya jelaskan di pengadilan. Yang jelas, semua pekerjaan saya sudah diaudit.

L.R. Baskoro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus