Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan ini berlokasi di Jakarta Utara yang melayani arus keluar masuk ekpor import atau barang antar pulau. Berkaca dari hal tersebut, Pelabuhan Tanjung Priok memegang peran penting bagi perekonomian Indonesia. Sisi menarik dari Pelabuhan Tanjung Priok lainnya yang patut dibahas adalah sejarah pembangunannya.
Melansir dari pelindo.co.id, setiap harinya, pelabuhan ini menangani lebih dari 30 persen komoditi non-migas Indonesia. Setidaknya hampir 50 persen arus barang yang keluar atau masuk Indonesia melewati pelabuhan ini. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki luas lahan 604 ha dan ukuran pelabuhan sebesar 424 ha. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II).
Pelabuhan Tanjung Priok memiliki fasilitas intermodal yang lengkap dan memadai. Hal ini menjadikan pelabuhan ini mempu menyediakan jalur ke seliuruh kota di Indonesia. Selain itu, Pelabuhan Tanjung Priok mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir yang secara langsung menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional (direct call).
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan konsep pelabuhan laut modern pertama di Pulau Jawa. Pelabuhan Tanjung Priok pertama kali dibangun pada 1877 dan selesai pada 1886 oleh Pemerintah Hindia-Belanda, di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Johan Wilhelm Van Lansberge. Pada awal pendiriannya, Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pintu awal pembuka perdagangan pada abad ke-19.
Terdapat beragam teori yang tersebar mengenai asal-usul penamaan Pelabuhan Tanjung Priok. Pertama, berdasarkan makna kata. Nama pelabuhan ini terdiri atas dua kata, yakni Tanjung dan Priok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tanjung mempunyai makna tanah (ujung) atau daratan yang menjorok ke laut (danau), sesuai dengan kondisi geografis Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara Priok diambil dari istilah Periuk, yaitu alat seperti panci berbahan tanah liat yang berfungsi untuk menanak nasi.
Berdasarkan sejarahnya, di awal pendiriannya, Periuk menjadi komoditi utama yang laris diperdagangkan kala itu. Kedua, penamaan Pelabuhan Tanjung Priok dikaitkan dengan nama AkiTirem seorang penghulu pembuat Periuk tersohor di daerah Warakas. Ketiga, pendapat terakhir mengaitkan nama Tanjung Priok dengan legenda mbah Priok.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Kejaksaan Agung Usut Korupsi di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Emas
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini