KONDISI Ketoprak Siswo Budoyo yang megap-megap memaksa Suparman menjalani lakon lain di luar panggung. Tiap sore, lelaki 62 tahun ini menyiapkan es balok untuk pendingin minuman dan mendorong gerobaknya di sebuah sudut di pelataran Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Ditemani dua anak perempuannya, Indi Kristanti, 12 tahun, dan Murni Rositasari, 10 tahun, pemain ketoprak itu berjualan minuman botol. "Keluarga saya tidak boleh mati kelaparan," ujarnya.
Kegiatan sambilan itu ditekuninya sejak Januari lalu ketika Siswo Budoyo berhenti manggung di taman hiburan tersebut. Dengan cara ini, Suparman bisa menghidupi istri dan anak-anaknya. Tiap malam ia memperoleh keuntungan Rp 10 ribu sampai 20 ribu. Jumlah yang kecil, tapi bisa menambah penghasilan keluarganya. Soalnya, duit yang didapat dari panggung ketoprak tak banyak. Setelah Siswo Budoyo dikontrak oleh Jawa Pos TV, ia dan istrinya, Suharsih, mendapat honor Rp 160 ribu sekali pentas. Dari empat kali tampil selama sebulan, mereka cuma mengantongi Rp 640 ribu.
Dengan penghasilan sekecil itu, kehidupan yang teramat sederhana mesti dijalaninya. Suparman dan keluarganya sehari-hari tinggal di sebuah rumah bedeng seluas 2 x 6 meter, tak jauh dari panggung ketopraknya di kompleks taman hiburan itu. Rumah sementara ini menggunakan dinding tripleks dan beratapkan seng bekas. Di sini pula anak-anaknya—yang tak bisa meneruskan sekolah karena terbentur kesulitan biaya—tinggal. "Hampir semua anak saya tidak lulus sekolah dasar," kata orang Purwodadi, Jawa Tengah, itu.
Kendati ketopraknya mulai sering tampil di layar kaca, televisi merupakan barang mewah bagi Suparman. Tiada barang elektronik ini di rumahnya. Untuk melupakan kesumpekan hidup, dia menanam cabe dalam pot-pot, memelihara dua ekor ayam dan empat ekor burung trucuk. Kokok ayam dan kicauan burung ini menjadi hiburan tersendiri buat dia.
Bergabung dengan Siswo Budoyo sejak 1970, Suparman dikenal sebagai seniman sejati. Sebelumnya ia pernah malang melintang bersama Ketoprak Darmo Mudo dari Ungaran, Semarang. Di Siswo Budoyo pula ia bertemu Suharsih, wanita yang kini setia menemaninya. Dari perempuan ini, ia dikaruniai tujuh anak. Hampir semua anaknya mewarisi bakat ayahnya sebagai pemain ketoprak. Edi Suprapto, 24 tahun, anak keduanya, juga menjadi pemain Siswo Budoyo dan tinggal di salah satu bedeng di Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Dua lainnya, Wiwin dan Endra Yulianto, bergabung dengan salah satu ketoprak di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Adik-adik mereka, Indi dan Murni, kelihatannya juga akan mengikuti jejak kakak-kakaknya.
Sebelum bertemu Suharsih, Suparman pernah menikah dengan Ngasmi, wanita asal Rengel, Tuban. Dari perempuan ini dia mendapat tiga anak. Satu di antaranya adalah Danang Suwignyo alias Belong, yang kini sebagai pelawak Ketoprak Humor, menggantikan pasangan Topan-Leysus.
Di panggung ketoprak, Suparman biasa memerankan raja, resi, atau pandito. Tak jarang pula ia menjadi semacam sutradara yang mengarahkan para pemain. Maklum, pemain ini memang sarat pengalaman. Ketika masih muda, ia sering memerankan tokoh utama seperti Damarwulan atau Prabu Angling Darmo. Peran ini cocok dengan wajah Suparman muda, yang gagah dan tampan.
Istri "sang Prabu", Suharsih, juga bekas bintang panggung. Di masa kejayaan Siswo Budoyo, ia sering memerankan tokoh-tokoh cantik seperti istri Angling Darmo dan Candra Dewi, istri Pancapana dalam cerita Candi Borobudur. Seiring dengan merambatnya usia, sekarang Suharsih hanya memerankan tokoh-tokoh seram seperti Mak Lampir atau Sundel Bolong. Pergantian peran seperti ini memang alami. "Maklum, sudah tua," kata Suharsih sembari terkekeh-kekeh.
Surutnya Siswo Budoyo sesuatu yang alami juga? Suparman tak mampu menjawabnya. Yang pasti, ia ingin bermain ketoprak selama mungkin. "Saya baru berhenti kalau sudah tak kuat bermain," katanya.
Kalau masa itu tiba, dia sudah punya rencana bulat: pulang ke Rembang, Semarang. Di sana, "sang Prabu" akan tinggal di istana barunya, sebuah rumah tipe 21 yang kini ditempati salah satu anak dan menantunya.
Zed Abidien, Sunudyantoro (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini