Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, menyarankan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan evaluasi soal banyaknya kecelakaan yang dialami bus Transjakarta. Hal ini penting supaya warga Jakarta tetap mau menggunakan transportasi umum.
"Seperti kita ketahui bahwa salah satu target PJ Gubernur Jakarta ingin mengatasi kemacetan Jakarta dengan memberi pelayanan transportasi umum yang manusiawi, aman-nyaman-akses agar tidak kembali menggunakan kendaraan pribadi yang akan menambah kemacetan kota Jakarta," ujar Azas Tigor di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022 dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Azas Tigor, PT Transjakarta harus memperbaiki kinerjanya yang selama ini terbilang kurang baik. "Sepanjang tahun 2022 ini layanan Transjakarta menjadi sorotan publik pengguna transportasi umum, karena tingginya kecelakaan lalu lintas yang dialami dan masalah penumpukan penumpang di halte juga di dalam bus Transjakarta," katanya.
Hingga sekarang, kata Azas, masalah krusial layanan Transjakarta, adalah masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang dialami bus-bus mereka dan penumpukan, sampai panjangnya antrean penumpang di halte, juga di dalam bus Transjakarta.
Dalam catatannya, Transjakarta terlibat 827 kecelakaan pada periode Januari-September 2022. Angka ini, hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta pada sepanjang 2021.
"Begitu juga sepanjang tahun 2022 ini kita lihat pada jam sibuk padat dan antrian panjang penumpang di halte juga padat berdesak-desakan di dalam bus Transjakarta," ucap dia.
Menurut Azas, kritikan atas kualitas layanan Transjakarta sudah bertahun-tahun disampaikan masyarakat, tetapi hingga sekarang belum juga mengubah layanan menjadi lebih baik.
Ia menuturkan masyarakat yang sudah mau berpindah ke angkutan umum, justru tidak mendapatkan apa yang dijanjikan sebuah kenyamanan dan keamanan ketika menggunakan Transjakarta.
"Keadaan padat di halte atau terutama dalam bus Transjakarta juga sangat memberi kesempatan pelaku pelecehan seksual melakukan aksi bejatnya. Bahkan penumpang alami kesesakan dan kesakitan karena terpaksa naik Transjakarta yang sudah padat karena harus mengejar waktu ke tempat kerja atau pulang ke rumah karena sudah malam," ucapnya.
Baca juga: Bantah Bus Mangkrak, Transjakarta Buka 3 Rute Baru Hari ini