Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda buang air besar kurang dari tiga kali per minggu, tandanya Anda menderita konstipasi. Tetapi definisi yang satu ini tidak cocok untuk semua karena frekuensi buang air besar sangat bervariasi. Sementara beberapa orang mungkin buang air besar satu-dua kali sehari, yang lain mungkin hanya buang air besar empat kali seminggu. Para ahli mengatakan, ketika buang air besar seseorang bervariasi dari rutinitas normalnya atau tinja keras dan perlu mengejan, itu bisa disebut konstipasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, kita perlu memahami dasar tentang pencernaan. Makanan dan minuman memasuki saluran pencernaan dan memulai perkembangannya melalui kerongkongan ke perut setelah ditelan. Kemudian cairan lambung dan enzim di perut memulai proses pencernaan hingga isinya berpindah ke usus kecil. Di usus halus, proses enzim diselesaikan sehingga penyerapan nutrisi bisa terjadi. Makanan yang sebagian dicerna tersisa, berjalan ke usus besar atau usus besar dan merupakan produk limbah. Ketika bergerak dari usus besar ke rektum, air darinya akan diserap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir laman Times of India, konstipasi adalah masalah yang terjadi di usus besar dan terjadi ketika kotoran berjalan lebih lambat dari biasanya karena otot-otot yang lamban di lapisan usus. Waktu ekstra memungkinkan penyerapan nutrisi dan air yang lebih baik serta membuat feses menjadi keras dan kering. Beberapa pengobatan dan kondisi seperti kehamilan dapat menyebabkan otot usus berkontraksi lebih lambat dan tidak terlalu kuat serta berkontribusi pada sembelit.
Tetapi kondisi umum lainnya yang memengaruhi pergerakan usus termasuk aktivitas fisik, asupan serat, dan status hidrasi. Berikut adalah peran dari ketiga aktivitas tersebut dan bagaimana Anda dapat menggabungkannya untuk menghindari masalah sembelit.
1. Tetap aktif
Saat Anda menggerakkan tubuh, ini membantu memindahkan makanan melalui usus. Aktivitas fisik menyebabkan peningkatan detak jantung dan aliran darah, yang dapat membantu merangsang otot usus. Sebab itu, olahraga teratur merupakan cara yang baik untuk menjaga pergerakan usus Anda. Jarang bergerak berkontribusi pada transit usus yang lambat. Jika Anda tidak suka berolahraga, Anda bisa berjalan-jalan, membersihkan rumah, atau menaiki tangga beberapa kali.
2. Makan banyak serat
Serat menambah massa kotoran Anda, yang merangsang kontraksi di dinding usus untuk menjaga agar makanan tetap bergerak. Cara mudah untuk memasukkan lebih banyak serat ke dalam makanan adalah dengan makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Tapi jangan berlebihan mengonsumsi serat, karena bisa menjadi bumerang yang bisa memicu sembelit.
3. Tetap terhidrasi
Tetap terhidrasi sangat penting untuk kelancaran fungsi tubuh. Memiliki cukup air juga membantu mencegah konstipasi. Kadang-kadang bahkan dehidrasi ringan dapat memengaruhi keseimbangan air tubuh dan sekresi pencernaan yang dapat menyebabkan produk limbah lebih keras saat masuk ke usus besar. Usahakan minum setidaknya 4-5 liter air setiap hari.