Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 72 orang anggota tim survei jalur pendakian berada di atas Gunung Rinjani, Pulau Lombok, ketika gempa bumi berkekuatan M 5,8 mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu, 17 Maret 2019, pukul 15.07 Wita.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono, ketika dihubungi di Mataram, menyebutkan ada dua tim survei jalur pendakian yang mendaki melalui pintu masuk Sembalun, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 44 orang, dan pintu masuk Senaru, Kabupaten Lombok Utara, 28 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gempa NTB, Korban Meninggal Tertimpa Batu di Air Terjun Tiu Kelep
"Semua anggota tim dilaporkan dalam kondisi aman dan mereka semua sudah turun. Tim survei di Sembalun sudah berada di pos pendakian dua, begitu juga dengan tim survei yang di Senaru," katanya.
Tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani berasal dari unsur BTNGR, TNI-Polri, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, perwakilan trecking organizer, pemandu wisata gunung (guide-porter), dan unsur lainnya.
Saat terjadi gempa bumi, kata Sudiyono, posisi terakhir tim survei yang mendaki melalui pintu masuk Sembalun sudah berada di pos empat menuju Pelawangan dan mencari sumber mata air. Sedangkan tim survei yang masuk melalui Senaru berada di pos tiga.
Tim survei yang sudah berada di pos dua Sembalun untuk sementara bermalam sambil membahas rencana selanjutnya. Begitu juga dengan tim survei yang ada di pos dua Senaru.
"Seluruh tim survei memutuskan untuk bermalam karena ada yang stres juga. Mereka akan rapat untuk mengambil keputusan bersama apakah melanjutkan survei ataukah turun gunung. Kalau memungkinan survei dilanjutkan, tapi kalau secara psikologis tidak tahan, kami tarik ke bawah," ucap Sudiyono.
Sesuai jadwal, kata dia tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani melaksanakan tugas mulai Sabtu (16/3), hingga Selasa (19/3).
Survei dilakukan dalam rangka persiapan pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani pada awal April 2019. Selain itu, tim juga melihat kondisi jalur pendakian setelah rentetan gempa bumi berkekuatan 6 hingga 7 SR yang terjadi pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018.
"Survei tersebut juga bertujuan untuk melihat kondisi sarana dan prasarana pendukung di jalur pendakian yang rencananya akan diperbaiki karena kondisinya rusak akibat gempa sebelumnya. Tim survei juga mengecek jalur pendakian alternatif," kata Sudiyono.
Saat terjadi gempa bumi, tim survei jalur pendakian di Sembalun, sempat dikejutkan dengan terjadinya longsoran tanah dan bebatuan di atas pegunungan ketika hendak menuju sumber mata air yang sebelumnya tertimbun longsor akibat gempa Agustus 2018.
"Ketika kami mendekati lokasi sumber mata air, tiba-tiba gempa bumi terjadi dan guncangannya cukup keras. Saat bersamaan terjadi longsor yang hampir mengenai tim survei," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II BTNGR, Benediktus Rio Wibawanto, yang masih berada di atas gunung ketika dihubungi melalui telepon seluler.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini