Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ada Temuan Arca Buddha di Reruntuhan Vihara Dharma Bhakti Glodok

Arkeolog Chandrian Attahiyat mengunggah video tentang penemuan arca Buddha di Vihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat.

28 Juli 2021 | 05.37 WIB

Sejumlah pekerja mulai melakukan renovasi Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta, 22 Januari 2016. Pasca kebakaran klenteng tertua di Jakarta tersebut mulai direnovasi dengan dukungan Pemprov DKI Jakarta agar bisa digunakan sementara dalam perayaan Imlek tahun ini. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Perbesar
Sejumlah pekerja mulai melakukan renovasi Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan Glodok, Jakarta, 22 Januari 2016. Pasca kebakaran klenteng tertua di Jakarta tersebut mulai direnovasi dengan dukungan Pemprov DKI Jakarta agar bisa digunakan sementara dalam perayaan Imlek tahun ini. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta- Arkeolog Chandrian Attahiyat mengunggah video tentang penemuan arca Buddha di Vihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat. Video itu diunggah pada 19 Juli 2021 lalu.

Arca Buddha itu ditemukan di reruntuhan arca yang sebelumnya ikut terbakar saat kebakaran hebat melanda Vihara Dharma Bhakti pada 2 Maret 2015 lalu. Kebakaran ini mengakibatkan altar utama habis terbakar. 

Dalam video tersebut, petugas yang membongkar patung Buddha besar yang terbakar, menemukan satu arca Buddha berukuran lebih kecil di dalamnya. Arkeolog Achmad Zuhdi Alam mengatakan saat patung Budha dibongkar ada beberapa temuan.

"Yang paling besar, bisa dilihat di situ adalah arca, kalau keramik dan batu ini mengelilingi arca tersebut," kata dia seperti dilihat dalam video tersebut.

Arkeolog lainnya, Kurniadi Nur Ramadhan yang mengikuti ekskavasi itu menyebut arca tersebut masih diidentifikasi. “Bagian itu masih diidentifikasi (menunjuk arca yang lebih besar), karena yang ditemukan baru bagian kepala doang,” ujarnya.

Vihara Dharma Bhakti di Glodok itu sudah berdiri sejak 400 tahun silam, tepatnya pada tahun 1650. Ketika itu, Jakarta masih bernama Batavia. Kota itu masih dikuasai persekutuan dagang pengusaha Belanda (VOC) dan Indonesia memang belum merdeka. Vihara ini dibangun di atas tanah seluas 1.200 meter persegi.

Baca juga: Vihara Berumur 400 Tahun di Petak 9 Ludes Terbakar  

GERIN RIO PRANATA 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus