Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petanque resmi masuk Indonesia sebagai cabang olahraga pada 2011. Selama 12 tahun belakangan, olahraga tradisional asal Prancis itu berkembang cukup pesat. Pada 2015, olahraga ini baru tersebar di 11 provinsi. Namun kini 29 provinsi sudah menerima keberadaan petanque.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klub-klub petanque di berbagai daerah juga mengalami peningkatan jumlah peserta. Salah satunya klub di DKI Jakarta, yaitu Petanque Jakarta Barat. Sang pelatih, Saiful Millah, mengungkapkan bahwa anggota klubnya yang terdata saat ini berjumlah 50-an orang, dengan 30 di antaranya aktif bermain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan peminat petanque di Jakarta cukup banyak. Biasanya, orang tertarik pada olahraga petanque karena ajakan temannya yang lebih dulu rutin berlatih. "Jadi, kalau ada latihan nanti, ajak temannya. Nanti temannya tertarik lagi," kata Saiful saat ditemui Tempo di Lapangan Petanque Universitas Negeri Jakarta, Ahad, 12 Februari lalu.
Walau peminatnya cukup banyak, Saiful mengungkapkan, klubnya tak henti melakukan sosialisasi agar petanque semakin populer. Sosialisasi ini masuk agenda pengurus petanque provinsi ataupun tingkat kota. Bentuk kegiatannya berupa kunjungan ke sekolah-sekolah di Jakarta dan pertemuan dengan guru olahraga. "Kami bikin sosialisasi sambil menjelaskan teori dan bikin games supaya langsung praktik," ujar pria berusia 29 tahun tersebut.
Selain oleh anak-anak, Saiful mengimbuhkan, petanque digemari kalangan orang tua. Mereka tertarik memainkan petanque setelah melihat anak-anaknya berlatih. Karena itu, klub Petanque Jakarta Barat juga terkadang mengajak orang tua ikut bermain. Bahkan, kata Saiful, tak sedikit dari mereka yang meminta agar diadakan turnamen khusus orang tua. Saiful bersama klubnya telah mengajukan rencana mengadakan kompetisi ini ke pemerintah. "Tinggal tunggu realisasinya tanggal berapa."
Pelatih Klub Petanque Jakarta Barat Saiful Millah berpose di Jakarta, Ahad, 12 Februari 2023. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Di daerah lain, seperti Bali, petanque juga terus diperkenalkan kepada masyarakat. Klub Petanque Denpasar, misalnya, menggelar turnamen Double Mix Open se-Bali dalam rangka hari ulang tahun ke-235 Kota Denpasar pada 19 Februari 2023. Kejuaraan ini dapat diikuti pasangan dalam suasana Valentine dan bertempat di Lapangan Petanque Lumintang, Denpasar.
Di luar turnamen dalam rangka hari peringatan, Petanque Denpasar juga memiliki agenda tahunan, misalnya Wali Kota Cup dan Kejuaraan Petanque Pelajar. Sekretaris Umum Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Denpasar, Ni Putu Yuliastri, menuturkan, mereka juga membentuk sejumlah klub petanque di sekolah dan masyarakat umum. Saat ini, ada 18 dari 22 klub yang aktif di bawah naungan Petanque Denpasar.
Salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan pun cukup sederhana. Tak perlu menjelaskan panjang-lebar atau hanya dengan waktu 5 menit, Yulia menunjukkan cara bermain petanque kepada masyarakat yang berkumpul di Lapangan Lumintang. "Sebab, olahraga ini gampang banget. Bawa bola saja masing-masing satu set. Ketemu di lapangan sudah bisa main. Jadi, kami sosialisasinya dengan menunjukkan langsung di lapangan," kata dia.
Selain membuat olahraga ini ramah di masyarakat, Petanque Denpasar berfokus mencari bibit-bibit berprestasi dengan menggelar talent scouting bertajuk Petanque Denpasar Mencari Bakat. Agenda pencarian bakat ini sudah dilakukan dua kali pada 2016 dan tahun lalu. Formatnya dibuat terbuka di lapangan dengan mempersilakan orang-orang mencoba memegang bola besi dan memainkannya. "Jadi, kami bisa tahu anak ini ada bakatnya untuk main," ujar Yuli.
Para atlet petanque Denpasar bermain di Porprov Bali 2022. Dok Petanque Denpasar
Petanque resmi diperkenalkan di Bali pada 2015. Perkembangan olahraga ini dimulai dari kalangan siswa. Sejak 2018, Yuli dan kawan-kawan sudah mempertandingkan olahraga ini dalam pekan olahraga dan seni pelajar, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.
Yuli menyebutkan bahwa petanque mirip permainan tradisional Bali, yakni metembing. Permainan metembing dimainkan dengan uang logam dan lubang kecil yang dibuat di area lapangan. Setiap pemain akan melemparkan uang logam itu ke arah lubang. Jika masuk ke lubang, otomatis uang logam menjadi milik pemain yang melemparnya. Saat sosialisasi ke daerah-daerah kabupaten di Bali pun, Yuli memperkenalkan petanque sebagai metembing versi modern.
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo