Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mengapa Ali Sadikin Berani Menentang Soeharto

Sikap politik Ali Sadikin setelah tak jadi Gubernur Jakarta.

13 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ali Sadikin memperlihatkan kertas kepada panitia Pemilu DKI Jakarta di acara peresmian hasil pemungutan suara Pemilu 1977 DKI Jakarta, 3 Juni 1977/Dok. TEMPO/ Ed Zulverdi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMBENAHI persoalan Ibu Kota dan membangunnya, Ali Sadikin kerap melakukan penggusuran terhadap rakyat miskin. Tak terhitung jumlah bangunan yang ia gusur karena dianggap melanggar tata kota Jakarta. Meski begitu, Ali justru ikut mendirikan Lembaga Bantuan Hukum yang bekerja membela para korban penggusuran. Berkali-kali ia berhadapan dengan pengadilan karena tindakannya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun Ali tak marah. Dia justru senang atas berbagai gugatan tersebut. “Saya perlu dikontrol,” katanya. Ali mendukung demokrasi dan tidak antikritik. Ia berkawan dengan pers dan kerap berdiskusi dengan wartawan. Ia juga berperan dalam pendirian majalah Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah lengser sebagai Gubernur Jakarta, Ali Sadikin tak ragu menunjukkan sikap politiknya yang berseberangan dengan Presiden Soeharto. Ia ikut dalam kelompok Petisi 50. Rumahnya pun kerap dijadikan tempat diskusi. Ali dan teman-temannya menerima berbagai pembatasan dari pemerintah karena sikapnya. Menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Oposan Selepas Jabatan"

Stefanus Teguh Edi Pramono

Stefanus Teguh Edi Pramono

Bekerja di Tempo sejak November 2005, alumni IISIP Jakarta ini menjadi Redaktur Pelaksana Politik dan Hukum. Pernah meliput perang di Suriah dan terlibat dalam sejumlah investigasi lintas negara seperti perdagangan manusia dan Panama Papers. Meraih Kate Webb Prize 2013, penghargaan untuk jurnalis di daerah konflik, serta Adinegoro 2016 dan 2019.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus