Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ratusan manusia berdesakan seperti sarden di dalam los-los pasar itu. Segala rupa dagangan ditawarkan: jambu kelutuk, cumi basah, garam, sampai kain. Macam-macam aroma meruap di udara: kudapan harum memikat, bumbu-bumbu menyengat hidung, ikan basah yang amis menusuk hidung. Para pedagang merayu dengan gigih saban ada calon pembeli melintas, dari sapaan manis hingga jeritan yang membikin kaget kuping. Musik dangdut menguar dari lapak, seakan menjadi ”back-sound” dari perang tawar-menawar antara pedagang kaki lima dan ibu-ibu pembeli.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo