Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Joe Biden Gandeng Kamala Harris sebagai Cawapres

Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, kemarin memilih senator asal California, Kamala Harris, sebagai calon wakil presidennya.

13 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Capres penantang Trump, Joe Biden, mendapuk Kamala Harris sebagai cawapres

  • Jika Biden menang, Kamala akan menjadi Wapres AS perempuan pertama di AS

  • Trump mengaku terkejut atas pilihan Biden terhadap Harris.

WASHINGTON — Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, kemarin memilih senator asal California, Kamala Harris, sebagai calon wakil presidennya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilihan itu menjadikan Kamala sebagai perempuan kulit hitam dan keturunan Asia-Amerika pertama yang berhasil melaju ke pemilihan Presiden Amerika. Jika Biden menang, Kamala akan menjadi Wapres Amerika perempuan pertama di negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terpilihnya Harris mengakhiri spekulasi panjang mengenai cawapres yang akan digandeng Biden untuk melawan calon Presiden Amerika petahana, Donald Trump, saat pemilihan Presiden Amerika pada 3 November mendatang.

Biden mengumumkan keputusannya ini melalui akun Twitter-nya, Selasa petang waktu setempat. “Harris merupakan pejuang tak kenal takut pembela kalangan lemah, dan salah satu pejabat publik terbaik di negara ini,” cuit Biden.

Sementara itu, Trump mengaku terkejut atas pilihan Biden tersebut. Trump mengatakan Harris "sangat jahat" kepada Biden selama debat pemilihan bakal calon presiden dari Partai Demokrat pada tahun lalu. Ketika itu, Harris sering menyerang Biden dan membuat keduanya terlihat sangat tidak akur.

“Salah satu alasan yang mengejutkan saya, Harris mungkin lebih jahat daripada Pocahontas (senator Elizabeth Warren) kepada Joe Biden. Dia sangat tidak menghormati Joe Biden, dan sulit untuk memilih seseorang yang tidak sopan,” ujar Trump.

Polemik atas pemilihan perempuan kelahiran Oakland, California, pada 20 Oktober 1964 itu juga muncul dari pendukung Partai Demokrat. Selama tiga tahun pertamanya sebagai jaksa wilayah di San Francisco sejak 2003, tingkat hukuman melonjak dari 52 persen menjadi 67 persen.

Selain itu, sejumlah kontroversi selama ia menjabat sebagai jaksa terus muncul. Harris pernah menolak legalisasi ganja, menolak aturan polisi harus memakai kamera di seragam untuk mencegah kekerasan, hingga menghukum bui orang tua miskin ketika anaknya bolos sekolah.

REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus