Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Anak laki-laki Menangis Bukan Tanda Lemah tapi Tingkat EQ Tinggi

Banyak orang tua yang tak suka melihat anak laki-laki mereka menangis. Padahal menangis bukan tanda mereka lemah atau cengeng.

19 April 2018 | 17.52 WIB

Anak menangis. Ilustrasi
Perbesar
Anak menangis. Ilustrasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kita sering mendengar kata "Berhenti menangis," ketika anak laki-laki mulai terisak. Orang tua seringkali mengatakan pada anak laki-laki yang berusia 5-9 tahun bahwa sebagai pria sejati ketika kalah dalam pertandingan sepak bola atau terkena goresan di lutut, mereka tidak boleh menangis. Benarkah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Hannah Rosin dari NPR, seperti dikutip dari Parentherald, “Tidak apa-apa anak laki-laki menangis, asalkan mereka meneteskan air mata untuk alasan yang benar.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan bahwa tidak ada salahnya jika anak laki-laki menangis, terutama saat mengekspresikan emosinya.

"Kini, kita lebih peduli dengan anak laki-laki yang menangis daripada dulu," tulis Rosin.

Anak laki-laki bisa menangis, jika mereka melakukannya dengan cara yang benar. Umumnya, anak laki-laki diajarkan bahwa menangis adalah tanda lemah. Menurut Psychology Today, normal bagi anak laki-laki untuk menangis. Bahkan disebutkan menangis untuk anak laki-laki adalah baik.

Anak laki-laki yang dapat menunjukkan ekspresinya memiliki EQ (emotional intelligence) yang lebih tinggi, mengingat bahwa mereka dapat mengekspresikan emosinya dengan benar.

Dalam sebuah studi tentang temperamen, terungkap bahwa anak laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan dalam hal temperamen. Anak laki-laki mengalami emosi yang sama seperti anak perempuan, seperti rasa malu, marah, sedih dan takut. Bahkan anak laki-laki cenderung depresi dan lebih menyedihkan dibandingkan anak perempuan.

Lebih mudah bagi anak perempuan untuk menghilangkan emosi frustasi karena mereka bisa lebih terbuka dalam hal mengungkapkan perasaan. Di sisi lain, anak laki-laki kerap dianggap lemah dan ditegur setiap kali mereka menangis.

Orang tua dalam membesarkan anak laki-laki perlu memperhatikan hal ini agar mereka dapat mengekspresikan emosinya secara terbuka. Tidak apa-apa bagi anak laki-laki untuk menangis selama mereka melakukannya untuk alasan yang tepat, terutama saat mengekspresikan emosi mereka.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus