Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Diadakan Lomba Emak-emak Menangis di Tegal

Pengelola sebuah tempat wisata di Tegal menggelar lomba menangis sebagai sarana promosi. Peserta menangis sambil mengingat masalah hidup mereka.

25 Juli 2024 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taman Bermain Wisata Purbawahana di Tegal mengadakan lomba menangis untuk ibu-ibu. Acara ini berlangsung di Desa Purbayasa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, pada 20 Juli 2024. Dalam perlombaan tersebut, tampak beberapa ibu-ibu menitikkan air mata sambil terisak-isak, bahkan mata mereka terlihat sembab.

Panitia Lomba sekaligus Manajer Taman Bermain Wisata Purbawahana, Dwi Kurniawan menjelaskan bahwa lomba tersebut diselenggarakan sebagai sarana promosi untuk wahana wisata. Ia juga mengatakan perlombaan digelar setiap ada event di Purbawahana. "Purbawahana sering mengadakan event di hari hari libur", kata Dwi saat diwawancara melalui WhatsApp pada Kamis, 25 Juli 2024.

Dwi menjelaskan bahwa lomba ini menawarkan hadiah total Rp 2 juta, dengan juara pertama mendapatkan Rp 500 ribu, juara kedua Rp 300 ribu, dan juara ketiga Rp 200 ribu. Selain itu, ada hadiah hiburan yang disediakan untuk 20 peserta, masing-masing berjumlah Rp 50 ribu.

Dwi menyebut, sebelum lomba dimulai para peserta tampak menyimak dengan seksama arahan dari panitia. Namun, begitu peluit dibunyikan para emak-emak ini mulai menangis. Masing-masing peserta berusaha menangis sejadi-jadinya agar bisa memenangkan lomba ini. Selama kompetisi berlangsung, air mata tidak boleh dihapus sampai perlombaan secara resmi diumumkan selesai.

Banyak peserta menyatakan bahwa mereka sengaja berpartisipasi dalam lomba untuk mengekspresikan dan mengatasi masalah yang mereka alami. Mereka percaya bahwa lomba ini merupakan sarana yang efektif untuk mengurangi beban mental dari masalah yang sedang dihadapi. Peserta dinyatakan menang jika benar benar tampak natural sampai air mata keluar hingga menetes.

Adapun alasannya, Dwi menyebut terinspirasi dari ibu ibu yang gampang menangis. "Terinspirasi dari keluhan ibu-ibu dan keluarlah ide untuk bikin lomba nangis. Ternyata antusias juga, banyak yang mendaftar, tapi kami batasi 200 orang," kata Dwi. 

Pada kesempatan itu ia juga berharap semoga Purbawahana menjadi tempat wisata populer di Tegal. Ketika ditanya apakah lomba menangis diadakan kembali, Dwi menyebut akan dirapatkan kembali. "Lihat kedepannya nanti gimana pemirsa menanggapinya," ungkap Dwi.

Pilihan Editor: Ramai Tangisan Setelah Debat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus