Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah kesibukan sebagai Menteri Perindustrian, menjalin komunikasi dengan para penggiat media sosial menjadi aktivitas rutin Saleh Husin. Sejumlah pertemuan dilakukan untuk memasyarakatkan program kerjanya sebagai anggota kabinet.
Menurut politikus Partai Hati Nurani Rakyat ini, komunikasi dengan aktivis media sosial itu sudah dilakukannya sejak menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014. "Itu bukan hal baru. Itu adalah gaya saya," katanya Kamis pekan lalu.
Namun seorang pegiat media sosial yang pernah dihubungi Saleh mengatakan, tidak hanya soal program kerja, Saleh juga meminta profil diri dan lembaganya lebih sering diunggah di situs jejaring sosial. Menurut aktivis itu, dalam sebuah pertemuan, sang Menteri blakblakan menyebut publikasi ini penting di tengah wacana perombakan kabinet. "Karena dia minta tolong, kami bantu secara gratis," ujarnya.
Beragam foto dan berita kegiatan Saleh Husin sudah dipublikasikan. Salah satunya di Jokopedia.org, situs yang dibangun para relawan Presiden Joko Widodo. Menurut aktivis tadi, dalam salah satu foto, sang Menteri sedang bergaya seperti pemain bola profesional. "Tujuannya bisa mirip seperti gaya Susi," katanya. Susi yang dimaksud adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, yang kerap bergaya nyentrik dan berhasil mendapat porsi pemberitaan media.
Cerita sukses Susi yang mendapat perhatian media di Indonesia memang memberi inspirasi bagi para menteri lain. Apalagi Presiden Jokowi menyebut liputan media menjadi salah satu penilaian program kerja seorang menteri.
Saleh menampik anggapan bahwa upaya sering tampil di media merupakan bagian dari pencitraan. "Ini hanya upaya sosialisasi program kerja yang memang harus diketahui publik," ujarnya.
Bukan hanya Saleh Husin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga menggunakan relawan media sosial yang dipakai Jokowi saat pemilihan presiden lalu sebagai ujung tombak kampanye program kerjanya. Sejumlah aktivis beberapa kali diundang Rudiantara ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Seorang aktivis yang hadir dalam pertemuan itu bercerita, Rudiantara memaparkan program kerja di lembaganya, baik yang sedang berjalan maupun yang direncanakan. Ia pun berharap program tersebut dapat disebarluaskan lewat akun media sosial masing-masing. "Dia juga meminta masukan ke kami apa yang sebaiknya dilakukan ke depan," katanya.
Rudiantara mengatakan pertemuan itu memang sengaja digagasnya sebagai bentuk konsultasi publik antara kementerian yang dipimpinnya dan relawan media sosial. Dia mengatakan mereka merupakan mitra kerja Kementerian Informasi dan Komunikasi, sama seperti asosiasi telekomunikasi dan operator seluler yang juga pernah diundang lembaganya. "Kami menjelaskan soal infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta meminta masukan tentang apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya," ujarnya.
Dia menyangkal anggapan bahwa kegiatan itu merupakan upaya pencitraan. "Ini memang seharusnya dilakukan oleh kementerian untuk menginformasikan rencana strategis pemerintah kepada masyarakat," katanya.
Kegiatan membagi aktivitas lembaganya ke aktivis media sosial, blogger, dan netizen juga dilakukan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. "Kami terima data dari mereka, lalu dipublikasikan di akun masing-masing," ujar aktivis media sosial tadi.
Akhir bulan lalu, sebuah pertemuan dengan para relawan media sosial digagas Tjahjo di kantornya. Saat itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini memaparkan program kerja kementeriannya dan meminta program tersebut bisa dipublikasikan. Tjahjo membenarkan adanya pertemuan itu. "Kalau ada teman partai atau relawan datang, ya, saya terima diskusi," katanya.
Menteri Imam Nahrawi juga mengumpulkan relawan media sosial empat hari setelah mengeluarkan keputusan yang kontroversial tentang pembekuan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, 17 April lalu. "Menteri minta dibantu agar tidak di-bully di media sosial karena keputusan tersebut," ujar seorang relawan yang hadir dalam acara itu.
Ulin Ni'am Yusron, aktivis media sosial yang datang ke acara itu, mengakui adanya pembicaraan tentang PSSI. Tapi ia tak dimintai bantuan untuk membela Menteri Pemuda dan Olahraga lewat media sosial. "Hanya diskusi."
Deputi V Bidang Kemitraan dan Harmonisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto membenarkan adanya pertemuan itu, tapi ia tidak mengetahui materi yang dibicarakan mereka. "Karena saya tidak ikut acara itu," ujarnya.
Cara lain membentuk citra positif dilakukan Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. Ia justru menggiatkan perjalanan ke daerah-daerah di Indonesia Tujuannya, selain menjelaskan kondisi ekonomi terbaru, adalah menginformasikan mekanisme penyaluran dana alokasi desa dan dana transfer daerah. Tur pertama dilakukan di Gorontalo, akhir pekan lalu, lalu ke Makassar, Maluku, dan Papua. Kegiatan ini akan berlanjut saat bulan puasa nanti, yang dibungkus dengan acara safari Ramadan.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Publik Ekoputro Adijayanto mengatakan kegiatan tersebut sudah lama diagendakan Kementerian Keuangan. Tapi, karena Menteri Bambang sibuk, tur itu baru terealisasi bulan ini. "Sama sekali tak ada kaitannya dengan isu reshuffle," ujarnya.
Sebaliknya, seorang konsultan komunikasi mengaku pernah dimintai tolong oleh Ekoputro agar membantu meningkatkan citra Menteri Keuangan. "Namun saya tolak karena sedang sibuk," katanya. Konsultan itu mengatakan Ekoputro juga menghubungi sejumlah praktisi komunikasi untuk kegiatan tersebut.
Ekoputro membenarkan pernah menghubungi beberapa konsultan kehumasan. Namun dia berdalih itu hanya untuk berdiskusi. "Mereka kawan-kawan saya, tak ada kaitannya dengan Pak Menteri."
Selain meminta bantuan konsultan kehumasan, Bambang mendekati asosiasi pengusaha dengan mengundang ke kantornya, Rabu pekan lalu. Di antaranya Asosiasi Pengusaha Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, serta Indonesian National Shipowners Association. Ini adalah kegiatan pertama Bambang yang mengundang resmi asosiasi pengusaha untuk berdiskusi mengenai masalah ekonomi.
Menurut Bambang, ia menjelaskan kepada mereka bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh situasi ekonomi global serta jatuhnya harga komoditas ekspor sejak 2012. Masalah ini menjadi salah satu hal yang disorot sejumlah kalangan yang menghendaki pergantian menteri. Tapi Bambang berkelit bahwa acaranya tak terkait dengan wacana tersebut. "Tidak ada urusan dengan reshuffle," katanya.
Rusman Paraqbueq
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo