Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Joko Widodo tak melewatkan satu agenda pun dalam jadwal acara kunjungannya ke Papua Nugini sepanjang Selasa pekan lalu. Pada pagi hari, Jokowi menyantap sarapan bersama 150 pengusaha lokal di Royal Papua Yacht Club, Port Moresby. Setelah berbincang selama hampir sejam, Presiden meluncur ke Gedung Parlemen. Agendanya pertemuan bilateral dan pembicaraan empat mata dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill.
Seusai pertemuan, keduanya menggelar jumpa pers pada pukul 10.25 waktu setempat. Beres urusan dengan jurnalis, rombongan Presiden bergerak ke Bandar Udara Jackson, Port Moresby. Wartawan yang ikut rombongan bertanya-tanya, mengapa Presiden pulang lebih awal. Seharusnya Jokowi terbang ke Jakarta pada pukul 15.30, tapi penerbangan dimajukan tiga jam. "Kami baru diberi tahu bahwa tidak terbang ke Jakarta tapi ke Surabaya setelah di atas pesawat," kata seorang jurnalis, Kamis pekan lalu.
Jokowi tak langsung ke Jakarta karena mesti menghadiri pembukaan Kongres IV Partai Demokrat di Hotel Shangri-La, Surabaya, pada Selasa malam pekan lalu. Sebenarnya Jokowi tak dijadwalkan datang ke Surabaya. Dia memilih mendelegasikan undangan ini kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Karena itu, hingga Selasa pagi, acara Demokrat masih tersisip di skedul Kalla.
Hari itu, bekas Ketua Umum Partai Golkar ini menerima Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah serta melakukan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Istana Wakil Presiden. Sore harinya, Kalla mesti berangkat ke Surabaya sebelum lepas landas menuju London. Seorang pejabat Istana menuturkan, bahkan Kalla sudah menyiapkan pidato pembukaan Kongres Partai Demokrat.
Seorang petinggi Istana bercerita, Jokowi mulanya tak berniat hadir dalam acara Demokrat. Presiden tak nyaman dengan sikap Susilo Bambang Yudhoyono yang absen dalam agenda Istana. Misalnya pembukaan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center pada 22 April lalu. Padahal sejumlah mantan presiden dan wakil presiden, seperti Try Sutrisno, Bacharuddin Jusuf Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan Hamzah Haz, datang ke acara ini.
Sikap sejumlah elite Demokrat yang menyerang pemerintah juga membuat Jokowi masygul. Sekretaris Jenderal Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam rapat konsultasi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat bersama Jokowi pada awal April lalu meminta partainya tak "digolkarkan". Ibas meminta pemerintah tak mencampuri urusan internal partai berlambang mirip logo Mercy tersebut.
Sikap serupa ditegaskan Yudhoyono tatkala berpidato dalam Silaturahmi Nasional II Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Demokrat di Hotel Sahid pada pertengahan April lalu. Yudhoyono menyebutkan perpecahan Golkar disebabkan oleh campur tangan dan intervensi kekuasaan. Dia kemudian menceritakan pengalamannya selama sepuluh tahun menjadi kepala pemerintahan. "Tidak pernah ada niat saya dan kekuasaan mengganggu kedaulatan partai-partai," ujarnya. Aneka serangan ini membuat Jokowi ragu untuk datang.
Kegamangan Jokowi membuat politikus Demokrat, Ruhut Poltak Sitompul, ketar-ketir. Ruhut kemudian mengontak Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno. Kepada Ruhut, Tedjo mengatakan perwakilan pemerintah yang hadir adalah Wakil Presiden. Ruhut tak puas dan memilih potong kompas. "Pak Presiden kan sahabat aku. Aku SMS dengan bahasa gue," kata Ruhut kepada Khairul Anam dari Tempo.
Tak cuma mengirim pesan pendek, Ruhut menelepon Jokowi hingga tiga kali. Yang pertama saat Jokowi di Jayapura. Ruhut kembali merayu ketika Jokowi tiba di Merauke dan Papua Nugini. Ruhut mengklaim tak meminta bantuan siapa pun untuk melobi Jokowi. Anggota Komisi Hukum DPR ini merasa berkarib dengan Jokowi karena menjadi anggota tim sukses sang Presiden. Dia pun kerap runtang-runtung dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan di masa kampanye pemilihan presiden.
Luhut Pandjaitan menelepon Jokowi ketika sang Presiden tiba di Biak. Dia menyampaikan peta politik terakhir saat banyak tokoh partai enggan datang ke acara Demokrat. Ketika hendak terbang dari Biak ke Papua Nugini inilah Jokowi akhirnya mengambil keputusan: menyambut undangan Demokrat. Luhut membenarkan kabar tentang percakapannya dengan Jokowi. "Presiden datang untuk menjaga komunikasi politik sekaligus menjadi penyeimbang," ujar Luhut.
Seorang pejabat Istana mengatakan Jokowi ingin memberikan pesan halus kepada Yudhoyono dalam menjaga perkawanan di politik. Terutama setelah dia dituding mengintervensi konflik partai. "Pesan lainnya adalah menjaga etika politik, terutama dalam pemilihan Ketua DPR pada Oktober 2014," ujar pejabat ini. Setelah mengambil keputusan, Jokowi mendiktekan kepada timnya via telepon apa yang disampaikan dalam pidatonya.
Sekretaris panitia kongres, Didik Mukriyanto, mengatakan sudah mengundang semua ketua umum partai politik. Desas-desus bahwa ketua umum partai politik nonpemerintah tak bakal datang terdengar samar-samar. Kecemasan makin menyergap kala Megawati memastikan absen. Dia hanya akan mengutus Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga ke Surabaya.
Sejumlah petinggi partai banteng bercerita, Megawati sebenarnya membuka diri untuk memperbaiki hubungan dengan Yudhoyono, termasuk menerima Ketua Harian Sjarifuddin Hasan, Wakil Ketua Umum Agus Hermanto, dan Edhie Baskoro di kediamannya pada Jumat dua pekan lalu. Kunjungan ini tak diketahui siapa pun sampai Ani Yudhoyono mengunggahnya di akun berbagi foto Instagram.
Foto di Instagram Ani Yudhoyono ini membuat Megawati dongkol. Sebab, kata seorang petinggi PDI Perjuangan, kedua belah pihak berjanji tak akan membocorkan pertemuan itu kepada siapa pun, termasuk media. Megawati menganggap Demokrat ingkar janji. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyanggah anggapan bahwa Megawati mutung akibat foto itu. "Ibu Mega tak main Instagram," ujarnya.
Tatkala Kongres Demokrat dibuka, hampir semua ketua umum partai koalisi pemerintah hadir. Misalnya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil muktamar Surabaya, Romahurmuziy, dan Ketua Umum Golkar musyawarah nasional Jakarta, Agung Laksono. Selain itu, ada Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, serta Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Sekretaris Jenderal Dossy Iskandar.
Ketua umum partai koalisi nonpemerintah memilih absen. "Saya tak tahu mengapa mereka tak datang," kata Didik. Perwakilan Gerindra yang hadir adalah Fadli Zon, yang menjabat Wakil Ketua DPR. Fadli mengatakan Prabowo Subianto absen karena berada di luar negeri. Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham membantah kabar bahwa koalisi nonpemerintah sengaja tak datang. "Tidak ada seperti itu. Saya sedang ke luar kota untuk konsolidasi," ujar Idrus kepada Putri Adityowati dari Tempo.
Kongres Demokrat akhirnya terselamatkan dengan kehadiran Jokowi. Dia mendarat di Bandar Udara Juanda pada pukul 14.30 tanpa penyambutan ala kepresidenan. Ia pun tak mengenakan batik yang biasa digunakannya dalam acara partai. Di depan peserta kongres, Jokowi berpidato santai dan melontarkan aneka lelucon. Soal busana, bekas Wali Kota Solo ini memilih jas karena ingin mengimbangi Yudhoyono, yang dikenal senantiasa berpakaian klimis. "Kalau kalah dengan Pak SBY, dikit-dikitlah kalahnya," kata Jokowi.
Jokowi menyebut Ruhut Sitompul sebagai orang yang berhasil mendatangkannya ke Surabaya. Dia membeberkan bunyi pesan pendek Ruhut di depan peserta upacara pembukaan: "Maafkan aku, Bapak Presiden. Sebagai pendukung setiamu, mohon Bapak hadir di Kongres IV Demokrat." Kepada Yudhoyono, Jokowi berucap, "Saya mohon Pak Ruhut diberi penghargaan." Mendengar perkataan ini, politikus dari Medan itu tertawa tergelak-gelak.
Wayan Agus Purnomo, Agustina Widiarsi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo