Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunggu relaksasi pajak 0 persen pembelian mobil baru di masa pandemi corona baru (Covid-19). Relaksasi ini diharapkan mampu menurunkan harga jual di konsumen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan bahwa relaksasi ini diharapkan dapat menstimulus pasar sekaligus mendorong pertumbuhan sektor otomotif di tengah pasar yang turun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita harus mempertahankan industri otomotif di Indonesia karena memiliki dampak cukup luas karena melibatkan sekian ribu perusahaan pemasok komponen, baik pada tier 1, 2, atau pun 3, dan juga melibatkan banyak pekerja," ujar Yohannes kepada Tempo pada Rabu, 16 September 2020.
Menurut Yohanes, industri tak bisa menahan biaya tetap (fixed cost) yang cukup besar apabila pandemi berlangsung hingga sembilan bulan sampai setahun terhitung sejak Maret 2020.
Wacana relaksasi pajak tersebut mendapatkan sambutan positif dari sejumlah agen pemegang merek (APM).
Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan berbagai langkah untuk menstimulus pasar melalui sejumlah strategi, terutama terkait dengan produk.
Menurut dia, terdapat 3 variabel dalam menstimulus pasar. Pertama adalah kondisi pertumbuhan ekonomi, kedua regulasi, dan ketiga adalah produk.
“Untuk poin pertama dengan kondisi saat ini pasar mengalami kontraksi negatif,” kata Donny kepada Tempo, Kamis, 17 September 2020.
Donny menyambut baik wacana pajak nol persen yang diusulkan Gaikindo. “Dengan adanya tambahan stimulus dalam bentuk terobosan regulasi seperti pengurangan elemen pajak (PPnBM dan BBN) tentunya akan memberikan harapan pasar akan berkontraksi positif (menaikkan volume penjualan),” ujar dia.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy yakin bila wacana pajak 0 persen diimplementasikan akan mendorong pasar otomotif kembali bergairah di tengah pandemi. “Dampak positifnya akan luas, terutama kepada industri-industri pendukung seperti pemasok dan sebagainya,” kata dia.
Namun demikian, Billy mengaku akan mempelajarinya dengan seksama mengenai rincian pajak nol persen bila benar-benar diterapkan. “Karena menyangkut strategi penerapan harga di tingkat ritel, jadi berapa besar dampaknya terhadap harga jual belum dapat kami sampaikan,” tutur dia.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy berharap wacana pajak 0 persen untuk pembelian mobil baru bisa segera diputuskan supaya ada kepastian di pasar. “Kalau terlalu lama keputusannya, bisa membuat ketidakpastian di pasar,” kata Anton.
Anton yakin wacana pajak 0 persen jika diterapkan akan memiliki dampak positif ke banyak sektor. Tidak hanya soal penjualan mobil, tapi juga perekonomian secara keseluruhan.
Anton mengaku belum dapat memberikan gambaran bagaimana wacana pajak 0 persen itu akan berpengaruh pada harga mobil baru. “Masih perlu kami pelajari teknisnya, tapi yang pasti ada dampak positif dari wacana ini,” ujar dia.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra. Menurut dia, Gaikindo pasti sudah memikirkan usulan tersebut dengan matang. “Tujuannya untuk menggerakkan industri otomotif yang sedang lesu karena pandemi corona,” kata dia.
Penjualan mobil wholesales (dari pabrik ke dealer) Agustus 2020 mencapai 37.277 unit. Angka ini meski mengalami peningkatan tetapi masih jauh di bawah rata-rata Januari-Maret yang mencapai 76.000 hingga 80.000 unit. Mei merupakan bulan dengan penjualan terburuk yakni hanya mencapai 3.551 unit seiring dengan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah dan ditutupnya pabrik perakitan mobil.
LARISSA HUDA | WAWAN PRIYANTO