Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEHARI sebelum Joko Widodo resmi menggandeng Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden, Mohammad Mahfud Md. menemui Prabowo Subianto. Mereka berjumpa di Bandar Udara Halim Perdanakusuma empat mata. Prabowo menawari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu posisi strategis: ketua tim kampanye.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu juga mengajak Mahfud hadir dalam deklarasi pencalonannya sebagai presiden di markas tim pemenangan di Rumah Polonia, Jakarta Timur-rumah yang dihadiahkan Presiden Sukarno kepada salah satu istrinya, Yurike Sanger. Walau setuju bergabung, Mahfud menolak hadir dalam deklarasi pada Senin keesokan harinya.
Tentu saja ajakan itu disertai imbalan, sebagaimana pengakuan Mahfud kepada Tempo ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Bumi Shalawat di Sidoarjo, Selasa pekan lalu. "Karena ini politik, tak mungkin tak ada transaksi," ujarnya. Ditanya jabatan apa yang dijanjikan Prabowo, Mahfud berkata, "Lebih dari menteri." Kabarnya, jabatan yang ditawarkan berkaitan dengan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Pertemuan Mahfud dan Prabowo tak instan. Sehari sebelumnya, utusan dari Partai Gerindra mengajak orang kepercayaan Mahfud bertemu di pusat belanja Plaza Indonesia, Jakarta. Gerindra diwakili dua wakil ketua umum, Widjono Hardjanto dan Fadli Zon, serta Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani. Orang Mahfud antara lain Masduki Baidlowi, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Peserta pertemuan sudah tahu Mahfud telah terpental dari daftar calon pendamping Jokowi. Sebelumnya, Mahfud disebut-sebut sebagai salah satu kandidat terkuat. Sabtu-Ahad dua pekan lalu, ternyata tinggal Jusuf Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad yang ada di saku Jokowi. Mengetahui hal itu, orang-orang Prabowo bergerilya mendekati Mahfud.
Orang-orang Gerindra juga mafhum Mahfud sedang masygul terhadap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. Semula Mahfud, yang juga kader PKB, disorongkan Muhaimin ke Jokowi. Kepada sejumlah orang, Mahfud mengatakan Muhaimin tak sungguh-sungguh memperjuangkannya sebagai calon wakil Jokowi. Ditanya perihal ini, Mahfud mengatakan tidak tahu. "Tapi mungkin juga iya," ujarnya. Ketua PKB Marwan Ja'far membantah kabar bahwa partainya tak serius mengusung Mahfud.
Alasan perekrutan Mahfud mudah ditebak. Gerindra ingin punya kaki di Nahdlatul Ulama-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. PKB, partai kaum nahdliyin, sudah mendukung Jokowi. Tokoh yang berpengaruh di NU, seperti Khofifah Indar Parawansa, juga di pihak seberang. "Pak Mahfud dekat dengan NU. Jadi tidak salah jika Pak Mahfud mendukung Prabowo," kata Ketua Umum Gerindra Suhardi.
Kamis pekan lalu, setelah menyatakan resmi mendukung Prabowo, Mahfud memimpin rapat perdana tim kampanye. Wakil Mahfud di tim adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan George Toisutta. Menteri Kehutanan yang juga kader Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, bertugas sebagai ketua harian. Sekretaris umum dijabat Fadli Zon. Ketua umum dan sekretaris jenderal partai pengusung Prabowo-Hatta Rajasa juga duduk di tim pemenangan.
Kepala daerah yang berasal dari partai pengusung juga kebagian tugas. Mereka ditunjuk sebagai koordinator pemenangan di wilayah masing-masing. Di Jawa Barat, Gubernur Ahmad Heryawan menjadi panglima, dan di Sumatera Selatan, Gubernur Alex Noerdin. Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga diklaim menjadi anggota tim sukses Prabowo. "Bagaimana mau menerima atau menolak, tawaran saja belum ada," Soekarwo mengomentari kabar yang tersebar.
Tim kampanye tidak tunggal. Ada pula tim yang disiapkan masing-masing partai. Mereka umumnya tim pemenangan pada pemilihan legislatif lalu. Dari Golkar, misalnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Mahyudin, menjadi ketua tim pemenangan. Tim ini bertugas menggerakkan kader di daerah untuk mendukung Prabowo.
Di luar struktur resmi, ada tim relawan dan lembaga kajian. Salah satunya Yunus Yosfiah Center, yang disurung dua pensiunan tentara sekaligus politikus Partai Persatuan Pembangunan, Yunus Yosfiah dan Kivlan Zen. Tugas lembaga ini antara lain menyiarkan opini untuk membilas masa lalu Prabowo.
Yunus Yosfiah pula yang menjadi penghubung sejumlah purnawirawan ke Prabowo. Pertemuan Prabowo dengan lebih dari seratus purnawirawan tentara dan polisi di Club House Golf Jagorawi, Bogor, pada Rabu pekan lalu terselenggara berkat Yunus. Menurut pensiunan jenderal bintang tiga itu, acara tersebut digagas mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Purnawirawan Cornel Simbolon. "Cornel minta dipertemukan dengan Prabowo," ujar Yunus.
Purnawirawan juga berbondong-bondong menyokong pasangan Jokowi-Kalla. Dua pensiunan jenderal bintang empat, A.M. Hendropriyono dan Luhut Binsar Pandjaitan, menjadi motornya. Di belakang mereka, antara lain, ada Jenderal Purnawirawan Fahrul Rozy dan Letnan Jenderal Purnawirawan Suaidi Marasabessy. Sehari-hari Fahrul, Suaidi, dan sejumlah pensiunan jenderal berkantor di lantai 17 Wisma Bakrie, markas PT Toba Sejahtra, perusahaan Luhut.
Menjelang pemilihan presiden, alumnus akademi militer di bawah komando Luhut membuat tim lain. Pasukan bergerak secara klandestin dan bermarkas di sebuah rumah di kawasan Menteng, Jakarta. Luhut mengatakan sudah puluhan pensiunan tentara bergabung ke timnya. "Saya mendukung Jokowi karena sudah lama kenal dia," ujar Luhut, bekas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar.
Grup-grup pendukung di luar partai itu tak terdeteksi di permukaan. Menurut pengusaha Aksa Mahmud, yang juga anggota tim sukses Jusuf Kalla, ada pula tim yang mengawal pasangan calon. Jokowi ditempel "Tim Jokowi". Jusuf Kalla juga demikian. Aksa mengatakan "Tim JK" diketuai Iskandar Mandji, politikus Golkar.
Jusuf Kalla dan timnya kebagian pekerjaan mendekati tokoh-tokoh dan menggarap Indonesia timur. Adapun Jokowi berperan mendekati masyarakat secara langsung dengan metode blusukan-nya. Gaya Jokowi dalam bertutur juga diputuskan tak akan dipermak. Selama kampanye, Jokowi dan timnya kebagian tugas mencari dukungan di Jawa dan Sumatera.
Untuk memperkuat tim, kubu Jokowi juga merekrut peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, Anies Baswedan. Rektor Universitas Paramadina ini diberi peran sebagai juru bicara. Anies mengatakan bergabung setelah ditelepon langsung Jokowi dan Jusuf Kalla pada Selasa pekan lalu. "Konvensi kan sudah selesai. Mbok ya bantu saya di sini," Anies menirukan ajakan Jokowi. Menurut Anies, ia sudah lama kenal Jokowi. "Kalau mengobrol, kami pakai bahasa Jawa."
Meski mereka sudah berada di "kapal" masing-masing, ada pula upaya merangkul lawan. Rabu pekan lalu, Tempo memergoki Mahfud Md. dan Hendropriyono keluar dari rumah Luhut Pandjaitan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Mahfud kikuk berjalan tergesa. Hendro memegang kening. Sedangkan Luhut terbahak-bahak menyaksikan adegan canggung itu. Ketika ditanya maksud kedatangannya ke kubu lawan, Mahfud berkata, "Hanya main."
Anton Septian, Rusman Paraqbueq, Agustina Widiarsi, Kartika Candra (Jakarta), Mohammad Syarrafah, Agita Sukma Listyanti (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo