Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTEMUAN di rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, pada Sabtu dua pekan lalu membahas topik yang sama dengan rapat-rapat sebelumnya: tingkat keterpilihan partai yang terus melorot. Wakil Ketua Umum Sjarifuddin Hasan, yang hadir dalam rapat tersebut, mengatakan para kader waswas partai tak melenggang ke Senayan. “Tak lolos parlemen artinya kiamat bagi kami,” ujar Sjarifuddin, Rabu pekan lalu.
Setelah Agus Harimurti Yudhoyono tak dipinang Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden, Demokrat memang rutin meriung untuk membahas nasib partai. Menurut Sjarifuddin, partainya tak menikmati efek “ekor jas” atau dampak elektoral dari Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. “Suara kami lari ke calon anggota legislatif dari Gerindra karena kadernya menjadi calon presiden dan wakil presiden,” tutur Sjarifuddin.
Dalam survei internal, kata Sjarifuddin, tingkat keterpilihan partai menukik hampir separuh dari perolehan suara lima tahun lalu, khususnya di Sumatera Barat dan Jawa Barat, yang merupakan lumbung suara. Di Sumatera Barat, elektabilitas Demokrat tinggal 5 persen, sedangkan di Jawa Barat turun menjadi 7 persen.
Hasil tersebut tak jauh berbeda dengan sigi sejumlah lembaga survei. Dalam sigi Lingkaran Survei Indonesia, misalnya, elektabilitas Demokrat hanya 5,2 persen, sedangkan versi Alvara Research Center 6,3 persen. Ini merosot dari perolehan suara Demokrat pada Pemilihan Umum 2014, yang mencapai 10,2 persen.
Yudhoyono menangkap kegelisahan kadernya. Karena itu, saat berpidato di depan para calon legislator Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad dua pekan lalu, ia menyinggung beban partai yang berat karena tak punya calon presiden dan wakil presiden sendiri. Yudhoyono berpesan agar kader berjuang untuk kepentingan partai. “Agar para caleg menjadikan tugas dan perjuangan Saudara sebagai tugas dan perjuangan Partai Demokrat,” -ujarnya.
Pernyataan Yudhoyono ditanggapi Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani. Ia mengatakan kesulitan mengais suara tak hanya dialami oleh Demokrat, tapi juga oleh semua partai yang tak punya calon sendiri pada pemilihan presiden 2019. Muzani pun membeberkan kesepakatan kampanye dengan Demokrat. Menurut dia, Yudhoyono dan Prabowo, sebagaimana Agus Harimurti dan Sandiaga, telah sepakat akan berkampanye bersama. “Sudah beberapa kali janjian, tapi pada waktu yang ditentukan ternyata AHY ada jadwal lain,” ujar Muzani.
Sama-sama tak memiliki kader yang berlaga dalam pemilihan presiden, PKS merasa senasib dengan Demokrat. Direktur Pencalonan Presiden PKS, Suhud Aliyudin, menyebutkan partainya harus bekerja keras mengais efek elektoral dari Prabowo-Sandiaga. Sebab, kata Suhud, Prabowo dan Sandiaga tak punya kedekatan dengan PKS. “Efek ekor jas terbesar dinikmati Gerindra,” ucapnya.
Mereka pun berbalas pantun. Lewat akun Twitter resminya, Yudhoyono mengatakan tak pernah memaksa partai lain berkampanye untuk dirinya saat berlaga pada pemilihan presiden 2004 dan 2009. Presiden RI keenam itu juga menyebutkan semua partai yang tak punya jagoan pada pemilihan presiden bakal mengutamakan kepentingan partai sendiri. “Para kader Demokrat tak perlu gusar dan kecil hati,” ujar Yudhoyono. “Go on.”
Menurut juru bicara Komando Satuan Tugas Bersama Demokrat, Putu Supadma Rudana, alih-alih mengajak kampanye bersama, Sandiaga justru tak pernah mengontak Agus Harimurti setelah pertemuan di rumah Yudhoyono pada 12 September lalu. Waktu itu, Sandiaga menawarkan safari politik bersama, yang disetujui Agus Harimurti, tanpa menyebut waktunya. Tapi rencana itu tak pernah terwujud. “Sandiaga tak punya iktikad baik,” kata Putu.
Dalam sejumlah kesempatan kampanye, Sandiaga tak pernah tampak bersanding dengan Agus Harimurti. Sandiaga mengakui, selama ini, jadwal kampanyenya lebih banyak bersama Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera, yang juga mengusung Prabowo-Sandiaga. “Sekarang sedang menyusun jadwal dengan Demokrat,” ujarnya.
Sama-sama tak memiliki kader yang berlaga dalam pemilihan presiden, PKS merasa senasib dengan Demokrat. Direktur Pencalonan Presiden PKS, Suhud Aliyudin, menyebutkan partainya harus bekerja keras mengais efek elektoral dari Prabowo-Sandiaga. Sebab, kata Suhud, Prabowo dan Sandiaga tak punya kedekatan dengan PKS. “Efek ekor jas terbesar dinikmati Gerindra,” ucapnya.
Menurut Suhud, sejumlah kader partai sempat gamang ketika berkampanye. Kader bingung apakah berkampanye untuk diri sendiri dan partai lebih dulu atau mengutamakan kemenangan Prabowo-Sandiaga. “Pada akhirnya kerja kami -dobel. Untuk partai sekaligus capres,” ujarnya. Misalnya, calon legislator PKS akan menampilkan nama dan foto Prabowo-Sandiaga pada atribut kampanye -mereka.
Partai juga, kata Suhud, mulai rajin mengajak Sandiaga berkampanye ke daerah. Lewat instruksi resmi, Presiden PKS Sohibul Iman meminta kader mengoptimalkan Sandiaga dalam sejumlah kampanye di daerah. Organ sayap partai seperti PKS Muda sering mengundang Sandiaga dalam acara yang dihadiri kelompok milenial.
Calon wakil presiden nomor 02, Sandiaga Salahuddin Uno, berdialog dengan relawan dan warga di Pasar Selasa, Kota Pekanbaru, 12 November 2018. -ANTARA
Meski terkesan solid, menurut Ketua Fraksi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Abdurrahman Suhaimi, PKS sempat menyatakan akan mematikan mesin partai pada pemilihan presiden 2019 jika kursi Wakil Gubernur DKI yang lowong tak diisi kadernya. Ia mendesak Gerindra mematuhi komitmen. “Intinya kami menagih,” kata Suhaimi.
PKS mengklaim berhak mengisi kursi DKI-2 karena Prabowo telah menggandeng Sandiaga yang sama-sama kader Gerindra dalam pemilihan presiden. Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, PKS pun berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Karena itu, PKS mengajukan dua nama, yakni bekas Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta Agung Yulianto, sebagai pengganti Sandiaga.
Menurut Suhud Aliyudin, walau kedua partai belum secara resmi menyepakati Wakil Gubernur DKI dari PKS, Prabowo sudah memberikan isyarat bahwa salah satu calon yang diajukan PKS bakal dipilih menggantikan Sandiaga. Karena itu, kata Suhud, para kader telah kembali berkampanye dari rumah ke rumah untuk mensosialisasi visi-misi partai sekaligus program Prabowo-Sandiaga. “Mesin sudah kembali normal,” ujar Suhud, yang juga juru bicara tim kampanye Prabowo-Sandiaga.
Anggota Koalisi Adil Makmur yang lain, Partai Amanat Nasional, tak luput diterpa masalah. Sejumlah kader PAN bahkan terang-terangan menyatakan mendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Di antaranya Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hendrajoni, dan Bupati Kepulauan Meranti, Riau, Irwan Nasir. Hendrajoni adalah Ketua PAN Pesisir Selatan, sedangkan Irwan menjabat Ketua PAN Riau.
Mereka yang tak membelot ke Jokowi-Ma’ruf tak otomatis berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga. Menurut seorang pejabat teras PAN, sejumlah calon legislator melapor ke pengurus pusat dan meminta izin tak bekerja memenangkan Prabowo-Sandiaga. Mereka datang dari daerah pemilihan yang menjadi kantong suara Jokowi. Berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga bisa dianggap bertentangan dengan pilihan konstituen.
Mereka yang tak membelot ke Jokowi-Ma’ruf tak otomatis berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga. Menurut seorang pejabat teras PAN, sejumlah calon legislator melapor ke pengurus pusat dan meminta izin tak bekerja memenangkan Prabowo-Sandiaga. Mereka datang dari daerah pemilihan yang menjadi kantong suara Jokowi. Berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga bisa dianggap bertentangan dengan pilihan konstituen.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan partai mengecualikan calon legislator yang bertarung di daerah yang bukan basis pemilih Prabowo-Sandiaga. Mereka tak perlu mengikuti strategi yang diinstruksikan kantor pusat yang jamak berlaku secara nasional. “Agar kader memakai cara-cara kreatif saat berlaga di daerah yang kompetisinya ketat,” ujar Eddy. “Tapi kami tetap solid berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga.”
Mengantisipasi mitra koalisinya melempem dalam upaya memenangkan Prabowo-Sandiaga, Gerindra menyiapkan kadernya untuk berkampanye dari pintu ke pintu. Mereka dilatih berkampanye dan menyampaikan program. Mula-mula mereka akan mempraktikkannya di daerah Bogor, di sekitar kediaman Prabowo di Bukit Hambalang, selama dua pekan. Bila dinilai layak, mereka dipulangkan ke daerah asal untuk menangguk calon pemilih. “Kami ingin menang dengan suara sebanyak-banyaknya,” ujar Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.
RAYMUNDUS RIKANG, JULNIS FIRMANSYAH HUSSEIN ABRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo