Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Datangnya Ramadan mendatangkan kebahagiaan buat banyak orang. Menjalani rutinitas dengan berpuasa dan merentang sabar diharapkan akan menuai berkah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbuka dengan keluarga tersayang dan menjalankan sahur sebelum subuh, sungguh, suasana yang selalu dirindukan. Masalahnya, bangun pukul 03.00 bagi sebagian orang bukan perkara mudah, apalagi yang mengalami insomnia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susah tidur dan diminta bangun pukul 03.00 tentu pekerjaan rumah tersendiri. Insomnia adalah kesulitan tidur. Mereka yang insomnia setidaknya sulit tidur tiga malam dalam seminggu. Padahal, tidur yang lelap dan tenang kebutuhan penting.
Artikel lain:
Siasat agar Olahraga Tetap Lancar saat Puasa Ramadan
Agar Puasa Lebih Asyik, Lakukan 4 Hal Ini saat Ramadan
Orang dewasa butuh tidur minimal 8 jam per hari. Faktanya, hanya 35 persen penduduk kota besar yang memenuhi kriteria tersebut.
Penderita insomnia cenderung mengalami satu atau lebih gangguan tidur, yakni sukar memulai tidur pada malam hari, bangun kepagian, sering terbangun pada malam hari serta durasi tidur kurang dalam waktu lama.
Insomnia terjadi akibat gangguan irama sirkadian tubuh, yakni jam di dalam tubuh yang mengatur produksi hormon, tidur, suhu tubuh dan fungsi lain.