Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Bank-bank nasional penyedia kredit pemilikan rumah (KPR) berebut segmen debitor milenial atau berusia 21-35 tahun. Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mengatakan bank berupaya menggaet nasabah usia muda, di antaranya, dengan menawarkan bunga murah hingga uang muka (down payment) rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Filia, hal itu sejalan dengan kebijakan bank sentral yang sebelumnya telah melonggarkan ketentuan loan to value (LTV) atau batas uang muka untuk fasilitas kredit perumahan. "Salah satu tujuan pelonggaran LTV memberikan kesempatan kepada pembeli pertama (first buyer) hunian, seperti kaum milenial," kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Agustus lalu, BI menetapkan pelonggaran batas LTV yang memungkinkan bank mengucurkan KPR tanpa uang muka. BI, kata Filia, membebaskan bank untuk menentukan nilai uang muka sesuai dengan manajemen risiko masing-masing.
Meski begitu, Filia menegaskan, BI terus mengawasi pelonggaran LTV demi mengantisipasi terjadinya risiko gelembung (bubble) kredit perumahan karena lonjakan permintaan dan risiko lain. "Ada review berkala terhadap aturan LTV," ucapnya. Menurut Filia, BI juga bisa mengetatkan kembali batas LTV jika pertumbuhan kredit properti sudah tak terkendali dan mendorong peningkatan rasio kredit macet (NPL).
Salah satu bank yang baru membuka skema KPR untuk generasi milenial adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BTN meluncurkan KPR Gaeess yang menawarkan tenor panjang serta diskon uang muka dan biaya provisi-administrasi. "Suku bunga yang kami tawarkan hanya 8,25 persen fixed selama dua tahun," kata Direktur BTN, Budi Satria. BTN mensyaratkan uang muka minimal 1 persen untuk kredit hunian pertama dengan diskon 50 persen biaya proses. "Tenor yang kami berikan 20-30 tahun."
Direktur Utama BTN, Maryono, menargetkan tahun depan bisa mengucurkan KPR untuk 850 ribu rumah. "Agar target itu tercapai, kami bergerak ke area digital dan berfokus ke segmen milenial," katanya.
CIMB Niaga mencoba bersaing dengan menawarkan program KPR bertenor 25 tahun. Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan potensi debitor usia 26-35 tahun sangat besar. "Jumlah debitor KPR usia milenial terus meningkat, meskipun lebih kecil dibanding segmen usia lain," katanya.
Tahun depan, CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan KPR 12 persen, lebih tinggi dari tahun ini sebesar 11 persen. Dari sisi kepatuhan, Lani menilai debitor milenial tak bermasalah. "Portofolionya sehat, apalagi mereka first home buyer," ujar Lani. CIMB Niaga pun mendorong pertumbuhan KPR segmen ini. "Setelah beberapa tahun mereka bisa tukar dengan rumah yang lebih besar atau ambil top up KPR lagi."
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan tahun depan akan meluncurkan skema pendorong KPR kredit milenial. "Saya sudah bicara dengan Menteri Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata dia di Hotel Indonesia Kempinski, Selasa lalu.
Dalam skema ini, kata Basuki, ada sejumlah keringanan, seperti pembebasan batasan gaji. Bunga yang akan dibebankan untuk KPR milenial tidak akan lebih dari 5 persen dengan uang muka 1 persen dari total harga rumah. Dalam skema ini, kata dia, pemerintah berperan sebagai pembuat regulasi dan pemberi subsidi. CHITRA PARAMAESTI | GHOIDA RAHMAH
Dominasi Debitor Muda
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo