Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom kematian mendadak pada bayi alias sudden infant death syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi yang berusia di bawah setahun sering menimpa bayi lahir prematur, berjenis kelamin laki-laki, juga bayi pada usia 2 hingga 4 bulan. Sebagian besar kematian terjadi ketika bayi sedang tertidur, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kematian juga dapat terjadi saat bayi tidak sedang tidur.
Demikian dijelaskan dokter Tjin Willy dari Alodokter dalam keterangan resminya, Minggu, 4 Agustus 2019."Penyebab pasti SIDS belum diketahui," ujar dokter Tjin Willy.
Namun, dikemukakannya, ada beberapa faktor yang diduga jadi penyebab kematian mendadak pada bayi, di antaranya adalah gangguan pada otak, berat badan lahir rendah, mutasi atau kelainan gen, dan infeksi paru.
Selain itu, potensi bayi mengalami sindrom ini juga bisa dipengaruhi oleh kondisi tidur. Dia mengatakan risiko SIDS meningkat jika bayi tidur menyamping dan dalam posisi telungkup atau tengkurap. "Posisi tersebut dapat membuat bayi sulit bernapas, terutama jika ditidurkan pada permukaan atau kasur yang terlalu empuk," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan, sebaiknya tidurkan bayi pada posisi telentang, setidaknya pada tahun pertamanya. Hindari pula menggunakan tempat tidur terlalu tebal dan empuk. Jauhkan segala hal yang bisa mengganggu pernapasan seperti bantal atau mainan empuk di boks bayi.
Ketika bayi berbagi tempat tidur dengan orangtua, dinilainya, juga berpotensi meningkatkan risiko karena bisa muncul kejadian tak disengaja yang memicu anak sulit bernapas, misalnya terhalang atau tertindih.
Sebaiknya, orangtua dan bayi punya tempat tidur berbeda di ruangan yang sama. Orangtua bisa tetap mengawasi dan menghindari kejadian di luar kendali yang memicu SIDS.
Suhu ruang terlalu panas saat bayi tidur, menurut dia, juga dipercaya bisa meningkatkan risiko.
Ia pun mengemukakan, berikan bayi pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, tanpa harus dibalut lagi dengan kain atau selimut tambahan. Hindari juga menyelimuti kepala bayi dengan benda apa pun.
Bukan cuma itu, risiko kematian ini diduga bisa dipengaruhi juga oleh faktor yang berasal dari ibu selama kehamilan, seperti hamil saat berusia di bawah 20 tahun, merokok saat hamil, mengonsumsi alkohol dan NAPZA selama mengandung, hingga tidak rutin mengontrol kehamilan ke fasilitas kesehatan, ujarnya.
Bayi sebisa mungkin diberi air susu ibunya atau ASI setidak-tidaknya enam bulan pertama.
Orang tua yang mengalami kejadian SIDS pada bayinya pasti menghadapi rasa sedih mendalam. Untuk memulihkan suasana hati dan mental, mereka sebaiknya bercerita dan mengekspresikan perasaan pada orang terdekat atau kelompok yang memiliki kejadian serupa.
Dokter mengatakan orang tua harus yakin rasa kehilangan dan sedih ini bisa membaik seiring berjalannya waktu. Bila perlu, konsultasi pada psikolog atau psikiater untuk mencari metode tepat dalam memulihkan diri.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini