RASA jengkel ke alamat PLN sering ada di mana-mana. Juga di
Padang. Ini terutama menghadapi soal giliran. Hidup satu, mati
dua. Dan kejengkelan terhadap PLN menjadi-jadi, lebih lagi sejak
warga kota makin banyak berteve.
Tapi sejak akhir April yang silam gambaran jelek tentang PLN itu
berhasil dikurangi. Paling tidak ketika tiga pihak yang
bertanggungjawab dalam soal itu tampil di depan pers Padang. Ir.
Januar Muin sebagai Pimpinan Proyek Induk yang menyediakan
tenaga, ir. Wahyono Sakimi Kepala Eksploitasi Wilayah dan Mick
Sumiadi Kepala PLN Padang. Giliran padam insyaallah tak akan ada
lagi", kata Januar Muin.
Januar Muin memang tak cuma mengurus soal listrik Padang. Tapi
dalam kedudukannya sebagai Pimpinan Proyek Induk dan Jaringan
Sumbar dan Riau tentu saja Padang termasuk dalam
tanggungjawabnya. Dijelaskannya bahwa 2 diesel pembangkit dengan
kekuatan 2 x 2500 kw sudah dioperasikan. "Ditambah dengan tenaga
yang ada persediaan di Padang kini sudah memadai" kata Januar.
Selama ini Padang cuma dibenderangi oleh persediaan tenaga
terbatas. Yakni 2420 kw dan 1400 kw. Dengan tenaga, itu giliran
hidup mati tak terelakkan Kekecewaan memang menjadi milik ibu
rumah tangga terutama. Sementara itu 3000 langganan yang
mengajukan permohonan tetap tak terlayani, sebagai dijelaskan
Mick Sumiadi Kepala PLN Padang. Meski kini persediaan tenaga
seluruhnya berjumlah 8820 kw, yang dioperasikan hanya sekitar
7.700 kw.
Sembari tak lupa bersyukur adalah Januar pula yang kini membuka
kesempatan agar semua rumah yang ingin punya listrik di kota ini
mengajukan permintaan. Rasa gembira atas benderangnya listrik di
Padang bukan saja dikabarkan pihak PLN tapi juga Walikota
Padang. "Alhamdulillah soal listrik di Padang sudah dapat kita
atasi", kata Walikota Hasan Basri Durin dalam pertemuan dengan
masyarakat Padang menjelang akhir bulan lalu.
Jika daya mampu sudah memadai bagaimana dengan soal jaringan?
"Itu sedang kita kerjakan", kata Januar kepada TEMPO. Ada
disebut bahwa jaringan induk dengan tegangan 20 KV khusus di
sentral Padang kini sudah dinyatakan selesai. Adapun jaringan
distribusi secara besar-besaran kini sedang direhabilitir.
Dijanjikan juga dalam waktu dekat rehabilitasi itu akan selesai.
Padang memang sudah benderang. Persediaan tenaga sudah maksimal.
Tentu saja perlu diketahui untuk apa saja itu digunakan? Mick
Sumiadi Kepala PLN Padang ada menyebut bahwa jumlah langganan
plus penambahan baru kini menjadi 13.000. Itu memang sudah
termasuk industri rumah-rumah, kantor-kantor dan tempat ibadah.
"70 persen untuk rumah dan kantor, 30 persen industri", ir.
Januar menjelaskan. Perbandingan ini disebut sudah ideal. Paling
tidak jika dibanding dengan Jakarta, ia menambahkan.
Meski Padang bisa disebut cukup begitu, namun perkembangan kota
dan kebutuhan tentu saja akan meningkat tiap tahun. Jelasnya
diesel yang beroperasi di Simpang Haru itu di kemudian hari juga
tak akan mampu menutupi kebutuhan. "Kita harap kebutuhan kelak
disediakan PLTA Maninjau", kata Januar. Ada benarnya. Sebab
Sutami ada menyebut juga bahwa PLTA Maninjau selain untuk
memenuhi kebutuhan daerahdaerah di Sumbar yang belum kebagian
PLTA Batang Agam juga akan disalurkan ke Padang dan Indarung.
Dan di Maninjau memang kini kerja besarbesaran sedang
berlangsung membangun PLTA itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini