Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kembali melonggarkan beberapa aktivitas di wilayah yang masuk dalam zona pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Level 3 dan 2. Salah satu pelonggaran ini adalah pembukaan bioskop dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah warga DKI Jakarta punya pandangan berbeda soal rencana pembukaan bioskop ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Finola, salah satu warga Kalideres, Jakarta Barat mengatakan belum berani menonton film di bioskop meski sudah diizinkan dibuka. "Apalagi kan ternyata ada ribuan orang positif Covid-19 berkeliaran, malah mereka mau masuk mal,” kata perempuan 22 tahun ini saat dihubungi pada Senin, 13 September 2021.
Ia tidak setuju dengan dibukanya bioskop karena ragu pemerintah akan sanggup mengendalikan kerumunan.
Abel, warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat juga punya pendapat sama. Ia mengatakan belum mau ke bioskop karena ruangannya tertutup.
“Kalau pemerintah mau buka bioskop, peraturannya harus benar-benar ketat. Jarak penonton jangan cuma satu bangku. Kapasitasnya juga diperhatikan,” kata lelaki 25 tahun ini saat dihubungi pada Senin, 13 September 2021.
Lain halnya dengan Mentari. Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mendukung pembukaan bioskop.
“Saya sih fine-fine aja bioskop dibuka. Toh, restoran sama bar aja yang notabene harus buka masker aja udah boleh beroperasi. Kalau di bioskop kan kita sepanjang film masih bisa tetap pakai masker sampai keluar bioskopnya,” katanya saat dihubungi pada Senin, 13 September 2021.
Mentari mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan bioskop bahkan lebih ketat ketimbang tempat umum lainnya. Hal itu berdasarkan pengalamannya tahun lalu. “Semuanya contactless, dari pembayaran sampai kasih karcisnya. Terus disemprot disinfektan setelah film beres. Kursinya juga berjarak,” terangnya.