Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona masih terus meluas sehingga pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih dilanjutkan. Akibatnya, kendaraan lebih banyak ada di garasi, termasuk mobil listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mobil listrik mengandalkan tenaga dari baterai sehingga perlu penanganan khusus. Pada kendaraan bermesin bensin, baterai lama tak digunakan dengan posisi tersambung beresiko akan drop. Maka, penanganan pada mobil listrik juga akan fokus pada baterai. Apalagi PSBB akan mencapai sebulan, maka berikut ini penanganan yang tepat ala Pimpinan Teknis Pengembangan Sistem Sel dan Baterai Ford, Bob Taenaka dilansir Economic Times.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Lepaskan terminal negatif baterai 12 volt. Hal ini hanya bisa dilakukan jika pemilik mobil memahami teknis mobil. Anda yang merasa awam dengan teknis mobil, sebaiknya tidak perlu melakukan hal ini.
2. Gunakan alat pengisian listrik lambat
Beberapa model mobil listrik, khususnya tipe BEV (Battery Electric Vehicle) dilengkapi dengan alat pengisian lambat. Silakan parkir kendaraan Anda, dan isi baterai dengan mode lambat. Alat pengisian lambat tidak mengalirkan listrik terlalu banyak, jadi kondisi baterai akan tetap aman meski Anda lupa melepaskan charger-nya.
"Jika Anda menyimpan kendaraan selama lebih dari 30 hari tanpa digunakan, kami sarankan untuk melepaskan terminal negatif baterai 12 volt," kata Taenaka.
"Itu menghindari penipisan dan potensi kerusakan baterai, karena baterai tetap menjalankan sistem pemanasan internal (meski mobil tidak digunakan)," kata dia.
Adapun kendaraan yang tidak terpakai selama sepekan, maka mobil listrik wajib:
1. Baterai terisi
Bob mengatakan, yang perlu dilakukan pengguna mobil listrik ketika tidak menggunakan kendaraan dalam periode tertentu adalah memastikan baterai tidak kosong. Ia mengatakan, mobil listrik setidaknya harus menyisakan 10 persen daya pada baterai saat tidak digunakan. Jika daya habis hingga 0 persen, maka baterai akan cepat rusak.
2. Tetap di-charge
Sama seperti ponsel, baterai mobil listrik juga sebaiknya di-charge (diisi) meskipun tidak digunakan. Hal itu diperlukan untuk menjaga sirkulasi daya baterai tetap berjalan.
3. Siapkan kunci manual
Jangan lupa untuk menyiapkan kunci manual mobil Anda. Baterai bisa saja tekor saat mobil tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama. Anda bisa menggunakan kunci manual untuk membuka mobil apabila sistem kelistrikan tak berfungsi saat baterai habis.
4. Jangan kunci bagasi/kap mesin
Jika Anda melepas terminal negatif pada baterai mobil listrik, sebaiknya Anda tidak perlu mengunci bagasi atau kap mesin. Hal itu dilakukan untuk mencegah mobil tidak dapat terbuka kendati Anda memegang kunci manual.
Terdapat beberapa model mobil listrik yang tetap mengunci saat kehilangan daya baterai. Alasannya semata untuk keamanan, dan mendorong Anda untuk menghubungi diler guna membuka mobil itu. Pastikan juga Anda memarkir mobil di tempat yang aman, misalnya di dalam garasi yang terkunci, namun dengan ventilasi yang baik.
5. Patuhi buku manual
Jika Anda tidak menggunakan mobil itu dalam waktu yang lama, cobalah membuka kembali panduan pada buku manual. Di buku tersebut terdapat anjuran di mana menyimpan mobil (ruang tertutup atau terbuka), dan berapa lama Anda mengisi baterai saat tidak digunakan.
Ia mengatakan, penyimpanan mobil listrik dan plug-in hybrid merek Ford harus dilakukan dengan kondisi baterai 10 persen-80 persen. Hal itu mungkin berbeda dengan mobil dari merek lain.
6. Perhatikan jenis baterai
Bob mengatakan, jenis baterai bertegangan tinggi dapat disimpan tanpa di charge selama enam bulan, asalkan kondisi baterai prima dan masih menyisakan setidaknya 10 persen daya.
Sedangkan untuk baterai biasa bertegangan 12 volt (DC), Anda harus mengikuti saran buku manual.