Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Begituan disayembarakan

Subur, warga desa troso, jepara, pecandu kupon sdsb mencari dompet yang jatuh ke kakus dengan harapan dapat imbalan uang dari rais. subur tewas dalam kakus. peristiwanya diramal untuk kode buntut.

21 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERANJINGAN lotere akhirnya tewas di lubang WC. Demikian nasib Subur 28 tahun. Buruh tenun tradisional itu warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ia tergiur godaan harapan, tiap Rabu, sehingga tidak pernah absen membeli kupon SDSB alias "Sumbangan Dana Sosial Berhadiah". Secuil harapan itu pula yang dikejarnya Jumat akhir Maret lalu ketika ia ikut sebuah sayembara. Ceritanya begini: Tetangganya, Rais, 40 tahun, kehilangan dompet. Dibilang, isinya ada Rp 100 ribu dan surat penting. Kata Rais, dompet itu jatuh ke lubang kakus di belakang rumahnya. Sang lubang dalamnya sekitar 10 meter dan lebar semeter. Yang empunya lubang rupanya enggan -- mungkin takut atau geli -- mengambil sendiri, lalu membikin sayembara. "Siapa yang bisa menemukannya, akan diberi hadiah Rp 50 ribu," demikian bunyi seruan. Subur tergiur. Seizin istrinya, Sumarsih, ia ingin ikut merebut hadiah tersebut. Berbekal lampu senter dan tangga bambu, Subur turun ke lubang itu sekitar pukul 21.00. Rais dan Paidi memegangi tangga. Selang sekian waktu, Subur tak kunjung muncul. Dipanggil berulang kali ia tak menyahut. Rais panik dan segera lari ke rumah H. Satibi, sekretaris desa. Tetangga berhamburan. Kemudian Satibi membuktikan sesuatu. Ia ikat seekor ayam, lalu dimasukkan ke lubang tadi. "Perkiraan saya benar, baru masuk setengah meter, ayam itu tewas," cerita Satibi kemudian pada Bandelan Amarudin dari TEMPO. Ia mengontak polisi sektor Pecangaan. Esoknya, dengan bantuan gas oksigen, Subur baru diangkat ke atas. Ia sudah tewas. Polisi bersama pemerintah desa lalu mengusut permainan Rais. Dengan tambahan upah Rp 20 ribu dari pamong desa, seorang warga bernama Darman -- calon lain peserta sayembara -- diterjunkan ke dalam lubang. Ternyata, dompet yang dimaksud Rais tak ketemu, kecuali sebuah buntalan kain mori putih. Isinya, sebiji jantung pisang. Rais ditanyai. Karena jawabannya berbelit-belit, polisi menahannya. "Saya memang cuma kehilangan benda terbungkus kain putih itu," akhirnya ia mengaku. Mengapa sampai dia bilang itu uang? Rupanya, sang benda adalah pemberian dukun buntut. Ketika kebelet buang hajat, jimat yang terus dikempitnya itu ikut kecemplung dalam kakus. Rais yang mabuk angan-angan, Subur yang menjadi korban. Dan yang memprihatinkan: kejadian tersebut oleh sebagian warga Troso yang cinta judi malah dijadikan ramalan. Untuk putaran SDSB malam 4 April lalu, mereka berduyun-duyun beli lotere. Ee, tebakannya kena. "Banyak warga kami dapat nomor undian SDSB tiga angka," ujar Satibi. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus