Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, Iing Ichsan Hanafi, mengatakan belasan rumah sakit swasta masih bisa dijadikan rujukan penanganan pasien Covid-19 di DKI Jakarta. Saat ini sebanyak 70 dari 130 rumah sakit swasta menjadi rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Maksimal masih bisa ditambah sekitar 10-20 lagi," kata Iing saat dihubungi, Selasa, 26 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iing mengatakan tidak semua rumah sakit bisa dijadikan rujukan penanganan pasien Covid-19. Sebabnya, sebagian rumah sakit merupakan rumah sakit khusus seperti jantung, mata, THT, gigi, dan lainnya. "Maksimal rumah sakit di DKI yang bisa menjadi rujukan 80-an," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, saat ini seluruh rumah sakit sudah siap bisa menerima pasien Covid-19 tanpa harus menjadi rumah sakit rujukan. Regulasi saat ini memungkinkan rumah sakit menerima pasien Covid-19 asal infrastruktur dan sumber daya manusianya siap.
"Nanti pembiayaan pasien Covid-19 tetap ditanggung pemerintah meski bukan rumah sakit rujukan," ujarnya.
Iing menuturkan hingga hari ini sudah 30 persen tempat tidur rumah sakit swasta digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Kapasitas tersebut masih bisa terus ditambah untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang terpapar virus corona.
"Tapi penambahan bukan solusi terbaik. Berapa pun ditambah kalau tidak dilakukan pencegahan kapasitas yang disiapkan akan terus kurang," ujarnya.
Iing berharap masyarakat meningkatkan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sebabnya, saat ini sebagian rumah sakit rujukan sudah penuh terisi pasien Covid-19. "Bahkan sekarang pasien yang mau dirawat harus antre karena rumah sakit penuh."