Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak orang yang meragukan bahwa kendaraan listrik ramah lingkungan meski dikampanyekan menggunakan energi hijau non karbon. Muncullah anggapan EV ramah lingkungan sekedar mitos.
Masih banyak yang menyatakan mobil listrik tidak mengurangi CO2 karena jaringan listrik dihasilkan oleh bahan bakar fosil alias BBM.
Mengutip Top Gear hari ini, Senin, 13 Juni 2022, listrik Inggris pada 2021 membutuhkan rata-rata 214g/kWh untuk dibangkitkan dan dikirim melalui jaringan. Listrik itu termasuk untuk komponen gas, pemboran, dan pendistribusian gas.
Dalam kampanye mobil listrik rata-rata 1 kWh mampu melajukan mobil listrik atau kendaraan listrik sejauh sekitar 5 km. Ini harus memperhitungkan kerugian pengisi daya onboard saat mobil listrik dicolokkan. Maka 214 g/kWh dibagi 5km/kWh sama dengan 43 g/km CO2.
Berdasarkan pemikiran bahwa akan lebih banyak energi terbarukan dipasang di tahun-tahun mendatang, CO2 (karbon) yang tertanam dalam listrik akan turun dan kendaraan listrik akan menjadi lebih hijau.
Itu membuat tidak ada mobil pembakaran internal (ICE) alias mobil mesin bensin atau solar yang bisa menyaingi kendaraan listrik soal ramah lingkungan.
Meski begitu, mobil listrik atau kendaraan listrik rata-rata bertanggungjawab menyumbang sekitar seperempat dari CO2 daripada rata-rata mobil mesin bensin.
JOBPIE | TOP GEAR
Baca: Pakar Otomotif Bicara soal Keuntungan Mobil Listrik untuk Konsumen Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini