Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bencana Dimulai Dari Sebuah Truk

Kendaraan bermuatan besi loakan ternyata mengandung bahan radioaktif yang berasal dari Yonke Fenix. Telah menelan korban ratusan manusia. Ketahuan secara tidak disengaja truk itu nyasar ke lemb nuklir.

6 Oktober 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUKUL 2.20 petang tanggal 16 Januari, di Laboratorium Nasional Los Alamos, sebuah kendaraan melintasi gerbang tak berpenjaga. Dan di situ ia terperangkap detektor radiasi yang peka. Tiba-tiba saja seluruh Pusat Pengembangan Tenaga Nuklir Meksiko di New Mexico itu pun ingar bingar oleh tanda bahaya. Robert Dvorak, fisikawan yang bertugas menangkal kesehatan para pekerja di lembaga nuklir itu tadinya menyangka itu cuma alarem palsu. Alat pengisyarat berjaga-jaga itu boleh jadi mula-mula tersentak gelombang arus listrik - sambaran petir misalnya. Atau, seperti yang pernah terjadi suatu kali, "Alarem berbunyi ketika seorang yang baru menerima terapi radio idione sedang duduk-duduk di mobil yang diparkir dekat pintu gerbang," tutur Dvorak kepada Richard Demak dari Discover. Namun, mungkin saja, ada oknum yang tanpa sengaja (terkutuklah dia kalau memang sengaja) lewat dengan kendaraan bermuatan bahan radioaktif yang berbahaya. Bagaimanapun kejadiannya, para fisikawan Los Alamos langsung tergopoh-gopoh mencari sebab musababnya alarem itu. Dan tidak mudah. Mereka, tidak urung, harus melacak sejak dari perusahaan pengangkutan dan pergudangan Midwestern setempat sampai ke sejumlah perusahaan peleburan besi tua Meksiko. Di berbagai perusahaan ini diproduksikan sekitar 5.000 ton baja radioaktif. Kemudian, penelitian lima hari dilanjutkan di penumpukan besi tua di pinggiran kota. Di sinilah ditemukan para penjual besi tua, yang tanpa sadar telah melakukan penyebaran radiasi terburuk yang pernah dilakukan di Amerika Utara. Menurut Kevin McKean, penulis yang merakit laporan Richard Demak dalam Discover, itulah peristiwa yang mencelakakan ratusan penduduk. Radiasi yang menimpa mereka itu jauh lebih parah ketimbang akibat kebocoran reaktor nuklir Three Mile Island yang menghebohkan itu. * * * Detektor, yang membuat para pelacak pontang-panting pada hari-hari bulan Januari itu, tertanam di bawah tutup got di depan gerbang laboratorium. Alat itu bekerja begitu bagus dan peka, sehingga dapat berbunyi hanya dengan sentuhan gelombang 1/30 juta sampai 1/30 juta rem per jam. Perlu jelas dulu apa yang disebut rem. Ini adalah ukuran untuk efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia - istilah yang biasanya ditemukan dalam alat sinar tembus: Sebuah alat sinar tembus dada, misalnya, menyampaikan sekitar 1/30 ribu rem. "Semburan" 450 rem - jumlah radiasi yang dihasilkan oleh sebuah mesin x-ray industri - dapat membunuh sekitar separuh dari jumlah orang yang dihadapkan ke alat tersebut. Sisa separuhnya, dalam masa lebih dari setahun, memang tidak akan meninggal, tetapi akan mengalami kerusakan biologis. Nah. Ketika detektor itu berbunyi, suaranya meraung-raung dan kelap-kelip cahayanya bertemperasan ke luar. Itulah yang terjadi saat kendaraan gila itu menerobos pintu gerbang. Tetapi pengendaranya tidak berhenti. Alarem juga mengaktifkan kamera polaroid yang ditempatkan strategis untuk memotret pelat nomor kendaraan. Namun, ketika para pelacak memutar kembali rekaman film, mereka menemukan bahwa truk kuning 16 roda itu, yang lantai baknya datar dan panjang itu, terekam terlalu lama. Akibatnya, buntut truk berikut pelat nomornya berada di luar bidang gambar film - alias tidak turut terekam. Sial. Yang pertama kali dilakukan para pelacak Los Alamos ialah ini: memanggil para kontraktor bangunan setempat. Dan, syukurlah, mereka berhasil menemukan satu di antara pedagang besi yang baru menerima kiriman besi, hanya beberapa jam sebelum alarem laboratorium meraung-raung. Perusahaan itu Smith Pipe and Steel, Albuquergue. Truk pengangkutnya cocok, berwarna kuning, dari jenis 16 roda. Ketika datang keesokan harinya, si sopir mengaku kepada para pejabat Los Alamos bahwa ia sebenarnya tidak merencanakan lewat di kawasan laboratorium. Ia, katanya, salah belok - lalu tersesat dan berupaya mencari jalan keluar. Adapun muatan truk yang tersesat itu terdiri dari batangan-batangan baja, yang dikenal dalam bisnis konstruksi sebagai rebar, yang biasanya digunakan untuk menguatkan atau menebalkan beton. Tetapi, ternyata, itu bukan batangan baja biasa. Geiger counter, alat penghitung kadar radiasi, dalam pemeriksaan menunjukkan bahwa tongkat-tongkat itu memancarkan sekitar lima per satu juta rem per jam - tidak cukup untuk mencederai sopir atau orang yang lalu lalang, memang, tetapi sempat membuat para ilmuwan Los Alamos khawatir. Maka, timbullah pertanyaan, dari mana baja "panas" itu datang. Pelacakan dilanjutkan. Dan ditemukanlah kemudian sebuah galangan kapal di Santa Fe yang patut dicurigai. Seorang pejabat Los Alamos, bernama Don Van Etten, dikirim untuk menganalisa sumber radiasi di sana, dengan spektrometer sinar gamma dipasang di mobil yan yang diperlengkapi secara khusus. Baja-baja di galangan itu, ia menyimpulkan, ternyata telah dicemari isotope cobalt 60 yang radioaktif. "Gampang mengenali isotopnya," kata Van Etten, "karena spektrumnya mempunyai dua jalur radiasi renik gamma." Van Etten mulanya menduga, lempeng-lempeng baja itu agaknya tercemar oleh alat yang biasa dipakai pabrik-pabrik modern untuk mengukur ketebalan suatu lempeng baja. Pencemarannya terjadi tentunya sebelum baja dilebur menjadi lempengan-lempengan. Tapi pengiraan itu keliru. * * * Hal yang kini harus diketahui adalah ini: dari mana besi itu pertama kali dibawa. Tom Buhl, dari biro pencegahan radiasi New Mexico, berhasil tahu bahwa perusahaan Smith membelinya dari sebuah penyalur di Arizona. Ia lalu menghubungi penyalur tersebut, yang lalu mengaku menerimanya dari pusat penampungan besi loakan di Kota Chihuahua, Meksiko, dan bahwa masih ada lima truk lagi dalam perjalanan. Terdorong oleh informasi Buhl itu, Komisi Tata Laksana Nuklir (NRC) memerintahkan pejabat bea & cukai di perbatasan agar menghentikan kelima truk maut tersebut. Benar saja: semua muatannya radioaktif. Malahan muatan sebuah truk di antaranya memberi isyarat bahaya lebih besar, seperti ditunjukkan oleh Geigel counter. Yaitu: 0,7 rem per jam. Harap dicatat, 0,7 rem per tahun adalah batas toleransi yang ditentukan NRC untuk penduduk di luar kawasan industri nuklir. Pada 20 Januari, empat hari setelah bunyi ngang-nging-ngung di Los Alamos tadi, para inspektur Meksiko - setelah para pejabat AS diberi tahu berkumpul di penimbunan besi tua di Aceros de Chihuahua. Setelah membalik-balik manifest dan invoice, terbukti bahwa lempengan-lempengan baja itu dibuat dari besi tua. Ia dikapalkan ke sana dari tempat penumpukan besi tua besar-besaran yang disebut Yonke Fenix di Ciudad Juarez, di seberang (Sungai) Rio Grande, El Paso, Texas. Para petugas yang menyiasati satu per satu besi tua di Yonke Fenix keesokan harinya memang segera menemukan radiasi di mana-mana - di ladang penumpukan, di sampahan, di selokan. Bahkan juga di kantor tempat seorang sekretaris sedang hamil bekerja. Begitu pula di jalan-jalan di dekatnya, malahan di atas tumpukan arsip dan surat-surat bertanggal 6 Desember atau sesudahnya. Tanggal 6 Desember adalah hari ketika Vicente Sotelo, tukang listrik Rumah Sakit Centro Medico, dengan mengendarai pikap Datsun putih mengangkut 44 pon kaleng kemas logam yang akan diloakkannya. Kaleng kemas itu berasal dari gudang rumah sakit. Timbul dugaan macam-macam: apakah Sotelo mencuri kaleng-kaleng kemas itu, atau memperoleh izin untuk menjualnya, atau ingin melego barang lain tetapi salah comot. Namun, ketika kaleng kemas itu berada di Datsun, seseorang dengan memakai obeng mencoba membukanya dengan paksa - dan, bagian dalamnya ternyata silinder baja tahan karat. Nah - ketika membongkar itu, orang tersebut mencecerkan 6.010 biji pil keperak-perakan - tidak lebih besar dari butir beras - di lantai mobil. Dari sanalah pil keperak-perakan itu mendapatkan jalannya ke padang penimbunan besi tua Yonke Fenix. Sotelo mendapatkan imbalan Rp 10.000 - tanpa menyadari bahwa kaleng kemas yang dilegonya itu kemasan radio active isotope yang berasal dari sebuah mesin terapi radiasi Picker C-3.000 yang berusia 20 tahun. Rupanya, Rumah Sakit Centro Medico membelinya enam tahun sebelumnya untuk dipakai menangani pasien kanker - tetapi ternyata tergeletak saja di gudang, karena tak seorang pun di Juarez yang meyakini kegunaannya. Saat tertumpah, setiap biji perak dari beribu biji itu menyebarkan ancaman 25 rem per jam pada jarak dua inci. Dan, begitu kaleng kemas terbuka, butir-butir pil itu langsung bercampur-baur dengan tumpukan besi di padang penumpukan. "Kami menduga electromagnet besar yang dipakai untuk memindah-mindahkan besi tua telah menyebarkannya," Sergio Molinar, ahli mesin di padang penumpukan besi tua, mengaku. Butir-butir kecil berbahaya itu lalu tersangkut di ban-ban mobil dan di sol-sol sepatu. Lalu terbawa bermil-mil ke jalan-jalan dan highway di dekat Juarez. Dari pencemaran ke mana-mana itu, 80 di antaranya sudah terlacak. Pertama oleh sebuah helikopter Meksiko yang terbang rendah dan membawa Geiger counter. Kemudian oleh berbagai helikopter Amerika yang menyandang detektor udara yang peka. * * * Orang-orang yang menangani butir pil kecil itu pada mulanya tidak merasakan pengaruhnya. Harap maklum, radiasi itu tak bersosok, bagaikan setan, dan tidak segera membekaskan tanda. Tetapi satu dua bulan berikutnya, siap-siaplah. Setelah peta radiasi diperkirakan, ternyata 20 pekerja Yonke Fenix, dan beratus orang yang bertetangga, telah terkena radiasi yang mampu membikin sel-sel kromosomnya rusak atau membangun keganasan sel gonad yang bisa cepat berkembang biak. Sumsum tulang juga dimusnahkannya. Segera pula ditemukan, beberapa pekerja mulai menerima gejala-gejala akibat radiasi: gusi dan hidung berdarah, warna kuku menghitam, kaki melepuh, dan telapak tangan seperti habis terbakar. Beberapa di antaranya, tanpa gejala-gejala yang jelas, ditemukan oleh para dokter telah menurun jumlah sel darah putih, platelet, dan spermanya. Karl Hubner, dokter yang bekerja sama dengan Oak Ridge Associated Universities, melakukan studi kromosom terhadap 10 pekerja. Kesimpulan yang timbul: empat di antaranya telah menyimpan dalam tubuhnya dosis radiasi dari 100 sampai 500 rem. Orang-orang ini bisa selamat semata karena terkena radiasi itu dalam masa dua sampai enam minggu, dan tidak seketika. Sekitar 200 orang lainnya diperkirakan menerima dosis dari satu sampai 50 rem. Sementara itu, truk pikap yang tercemar radiasi itu diparkir di dekat rumah Sotelo, dalam keadaan bannya gembos, hampir selama dua bulan. Dalam keadaan demikian, orang-orang tidur-tiduran di dalamnya anak-anak pun bermain-main di lantainya. Ketika Hubner menghampirkan alat pencari radiasi Geiger ke atas pikap itu pada pertengahan Februari, tercatat angka 50 rem per jam pada jarak tiga kaki pada sisi yang satu, dan delapan rem pada sisinya yang lain. Tetapi yang lebih mencemaskan ialah ini: lempeng-lempeng baja di penumpukan besi tua Chihuahua telah meluas dikapalkan ke Arizona, New Mexico, Texas, Colorado, dan 14 daerah Meksiko. Sebagian besar di antaranya hanya tercemar radioaktif yang sedang-sedang saja dan belum digunakan untuk bahan bangunan. Tetapi sejumlah kecil ada yang sudah terpasang di tujuh rumah yang belum sempat rampung di AS, dan 20 rumah di New Mexico - semuanya harus dicopot kembali. Di dekat Farmington, New Mexico, misalnya, sebuah kontraktor harus menderek dua rumah agar mudah memindahkan pondasi betonnya yang radioaktif. Pada 25 Januari, para pelacak mendapat kabar lebih buruk lagi: besi-besi tua Yonke Fenix juga terkirim ke padang penampungan besi loakan lokal, Falc6n de Juarez yang membuat kaki-kaki meja besi. Nah, Falc6n de Juarez ini lalu mengirimkan kaki-kaki meja dari logam tercemar ke induk perusahaannya, Falcon Products di St. Louis, AS. Sebagian besar kaki meja itu masih bisa ditemukan di gudang, dan ditemukan radioaktif dengan kadar sedang. Tetapi yang lain sudah dikirim ke 40 negara bagian AS. Kiriman untuk Chicago, yang terkena radiasi peka, termonitor oleh sebuah patroli jalan raya. (Negara bagian Illinois, misalnya, menempatkan belasan peralatan monitor setelah peristiwa Three Mile Island). Sebuah kaki meja di Plainview, Texas, yang kemudian ditemukan memancarkan '3 rem per jam. Yang lainnya, tercatat mengeram 1/10 rem per jam dan mulai dipasang di sebuah pizzeria di Chicago. Alhasil, menurut perkiraan para pejabat, seluruhnya ada 700 ton baja tercemar radiasi yang diangkut ke Amerika Serikat. Semuanya kini sedang diraup dan dikirim kembali ke Meksiko - untuk, bersama besi yang terkena radiasi lainnya dari Yonke Fenix, dikuburkan dalam-dalam. Di onggokan di sebuah lapangan yang berpagar, di selatan Kota New Mexico, mobil, kompor gas, peti pendingin, tikar, dan bak mandi dibakar dengan panas 100 derajat, berdekatan dengan drum-drum ukuran 50 galon yang berisi tanah padang penumpukan besi tua yang tercemar. Peristiwa Yonke Fenix membuat para pejabat Amerika panas dingin. "Kami belum pernah sebelumnya mengalami musibah yang begitu parahnya," kata Joel Lubenau, seorang fisikawan kesehatan NRC di Washington. "Kita harus bersyukur, karena tidak ada yang meninggal," tambah Hubner. Walaupun para pekerja yang terkena bisa disembuhkan, katanya, "Kita tidak tahu pengaruh yang belum timbul. Mereka mempunyai risiko tinggi untuk dijangkiti sejenis kanker." Malapetaka itu membekaskan kekhawatiran yang berkepanjangan. Apakah larangan untuk "ekspor" radioaktif cukup tangguh? RS Centro Medico jelas tidak punya izin memasukkan mesin celaka itu, karena izin seperti itu tidak dibutuhkan oleh peraturan ekspor AS. Padahal, tabung kemas dari mesin radioterapi jelas-jelas diberi aba-aba bahaya - dalam bahasa Inggris, yang "tidak terbaca" orang Meksiko, atau mereka tidak ambil peduli. Dan jika truk yang mengangkut lempengan baja itu tidak salah belok di Los Alamos, ceceran dan rembesan radioaktif tidak akan terjebak selama berminggu-minggu. Mungkin setelah berbulan-bulan. Kalau ini kejadian, akan lebih banyak orang terkena malapetaka, dan lebih banyak pabrik dan bangunan tak dikenal akan menerima kirimannya. Dan karenanya akan lebih sulit dilacak. "Apa yang saya khawatirkan," kata Jesus Reynoso, direktur pengawasan polusi El Paso, "adalah bahwa peristiwa itu akan terjadi kembali."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus