Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesaksian mengejutkan datang dari seorang Ketua RW di Roa Malaka, Jakarta Barat, tentang pemasangan bendera Asian Games hanya dengan tiang bambu. Dia menuturkan bahwa inisiatif sosialisasi Asian Games 2018 tersebut tidak murni dari masyarakat, melainkan imbauan dari kelurahan.
Baca:
Memo Anies Soal Viral Bendera Asian Games Tiang Bambu
Bukan itu saja, perintah menyemarakkan Asian Games itu juga telah mengorbankan dana warga setempat untuk pesta hari kemerdekaan RI alias 17 Agustus-an. Masyarakat Roa Malaka rela mengurangi kemeriahan 17 Agustus nanti untuk pembelian bendera dan tiang bambunya.
“Kan biasanya kalau 17-an, ada makan-makan, nah kita jangan bikin gitu-gitu dah, kita sekarang berbuat untuk ini (Asian Games),” jelas Awi, sapaan Wiyono Djaya, Ketua RW 02 Roa Malaka, saat ditemui Jumat 20 Juli 2018.
Awi mengisahkan kembali rapat yang pernah dijalaninya sebelum pemasangan bendera-bendera tersebut. Dia menggelar rapat dengan warganya setelah rapat dengan kelurahan. “Lomba-lomba 17-an tetap ada, tapi hadiah nggak segitu besar. Dana itu kita alokasikan ini (Asian Games),” katanya lagi.
Baca:
Ini Venue Asian Games yang Tak Banyak Diketahui di Jakarta
Menurut Awi, ide bendera negara peserta muncul saat menonton siaran pertandingan sepak bola Piala Dunia 2018. Hanya saat itu dia harus memikirkan anggaran yang lebih besar jika bendera dipasang di tiang besi.
Sebanyak 45 tiang untuk 45 bendera negara peserta diperhitungkannya menelan biaya Rp 4,5 juta. Tanpa ada bantuan dana dari kelurahan, Awi keberatan. Akhirnya dipilih tiang bambu.
“Ada ongkos kirim Rp 130 ribu untuk abang pedagang bambu,” kata Fauzi, seorang Petugas Prasarana Sarana Umum kelurahan setempat. Dia mengatakan membantu pemasangan bendera . “Cat untuk mewarnai bambu adalah sisa dari PPSU untuk mengecat kantin,” katanya.
Baca:
Ini Penyebab 40 Pintu Tol Bakal Terdampak Asian Games
Pemasangan bendera-bendera negara peserta Asian Games hanya dengan tiang bambu sempat viral di media sosial. "Pemprov DKI malu-maluin amat. Masak, menyambut delegasi asing, tiang benderanya pakai bambu bekas?" begitu yang terunggah.
Akibat kritik itu, bendera-bendera yang terpasang di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, sempat diturunkan oleh petugas kelurahan setempat. Namun Gubernur Jakarta Anies Baswedan memerintahkan agar dipasang kembali. Menurut Anies, bendera dipasang oleh masyarakat, bukan pemerintah daerah setempat.
Pemasangnya pun lalu banjir pujian dan hadiah dari pemerintah daerah. Dia dianggap berinisiatif mensosialisasikan Asian Games di lingkungannya.
CATATAN KOREKSI: Artikel berita ini telah diubah pada Senin 23 Juli 2018, Pukul 10.12 WIB, untuk mengganti kata 'instruksi' pada alinea pertama menjadi 'imbauan' sesuai isi wawancara. Terima kasih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini