Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan alasannya mendatangi markas Front Persaudaraan Islam (FPI) di Petamburan pada Jumat, 7 Oktober 2022. Ia mengatakan hadir untuk memenuhi undangan pernikahan putri Imam Besar FPI, Rizieq Shihab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya, hajatan, enggak ngobrol macam-macam," kata dia di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizieq Shihab menikahkan putri kelimanya, Syarifah Mumtaz. Acara berlangsung di Markaz Syariah Petamburan, Jakarta Pusat.
Acara pernikahan itu digelar bersamaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hadir sejumlah ulama, termasuk Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri yang juga menjabat Ketua Umum Persatuan Ulama Muslim Internasional.
Dalam video yang diunggah di akun YouTube Islamic Brotherhood Television (IBTV), Sabtu, 8 Oktober 2022, Anies Baswedan sempat berpidato di acara itu. Kepada jemaah, Anies minta didoakan agar bisa menyelesaikan tugasnya di DKI Jakarta dengan lancar.
Dalam pidatonya, Anies juga menyinggus ihwal keadilan sosial di Jakarta. Selama lima tahun memimpin Jakarta, Anies mengatakan sudah berikhtiar menghadirkan keadilan sosial. Salah satunya dengan program pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada masyarakat yang masuk kriteria.
Anies menjelaskan di Jakarta hanya 51 persen warganya yang memiliki rumah. Sisanya mengontrak. Warga yang memiliki rumah, sebagian besarnya harus menanggung biaya PBB yang semakin tinggi seiring kenaikan harga NJOP. Sementara penghasilan mereka tidak cukup.
“Kebon Kacang itu dulunya (harga tanah) biasa aja. Sesudah (Jalan) Thamrin besar harganya luar biasa mahal, PBB-nya mahal kalau tidak punya cukup pendapatan enggak mungkin bisa bayar pajak,” katanya.
Anies menuturkan tarif PBB di masa lalu sangat tinggi. Ia menyebut tarif pajak ini di Jakarta pernah naik hingga 500 persen. Hal ini membuat banyak warga yang ekonominya lemah “terusir” dari Jakarta dan digantikan oleh orang-orang kaya. “Itu artinya kota ini, pemerintahnya, membuat yang miskin harus pindah dari dalam Jakarta,” tuturnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.