GEDUNG Pamungkas di Kompleks Korem 072 Jalan Jenderal Sudirman,
sejak Januari kemarin sibuk dibenahi. Bangunan yang selama ini
dikenal sebagai Gedung Pertemuan di pusat kota itu tampak diberi
emper dan kamar kamar loket. Lantai gedung tak lagi datar tapi
dimiringkan. "Itu pasti untuk gedung bioskop", komentar seorang
warga Yogyakarta.
Lantas apa salahnya? Soalnya ada SK Walikota Kodya Yogya
bernomor 75 garis miring KD garis miring 1974. SK yang diteken
Soedjono AY, Walikota Yogyakarta waktu itu berisi kalimat:
"Melarang mendirikan bangunan gedung dan atau penyelenggaraan
bioskop baru di daerah pusat kota Yogya". Juga hanya
membolehkan usaha tadi di daerah-daerah: Gedong Tengen, Kotage,
Tegalrejo jalan Magelang dan Tegalrejo jalan Kiyai Mojo. Itu SK
baik oleh Soedjono AY atau penggantinya sekarang Achmad
kabarnya, belum pernah dicabut.
Bisa difahami bila munculnya gedung bioskop atau kegiatan ke
arah tersebut akan mengingatkan orang pada itu SK. Apalagi di
dekat itu kompleks sudah mendekam 3 bioskop: Royal. Rahayu dan
Yogya Theatre. Yang di Royal misalnya harga karcisnya Rp 150,
sesuai dengan kemampuan kantong wong Yogya. Dan bila dilihat
pembenahan gedung Pamungkas, Bioskop Royal akan terpukul keras.
Tapi betulkah itu Pamungkas buat bioskop? Memang belum ada
pernyataan resmi dari pihak yang punya kompleks. Yang ada adalah
bantahan Penerangan Korem 072 terhadap keluhan Mingguan Pelopor
Yogya yang menulis soal ini di tajuk rencananya. "Gedung
Pamungkas tetap dipergunakan sebagai gedung pertemuan.
Perombakan dan pembangunan sekarang ini merupakan up-grading
gedung agar sempurna dan nantinya dapat bermanfaat lebih
banyak", ujar Penerangan Korem 072.
Masih samar-samar. Tapi bisa dirasakan tak membantah akan
menjelma jadi bioskop. Apalagi kabar santer di sana
menyebut-nyebut PT Budi Santosa Film Semarang sebagai fihak yang
mengeksploitir dan pengontraknya. Dan nama "Ramayana Theatre"
sudah disiapkannya. Juga rencana pertunjukan perdananya akan
berlangsung di bulan Maret ini.
Dan yang lebih mengherankan warga Yogyakarta -- bila rencana itu
jadi kenyataan -- ialah perkara sejarahnya. Karena kompleks
Korem tadi pernah jadi Markas Besar TNI. Dari sana pula
Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Jenderal Oerip Soemohardjo,
tumbuh dan memegang peranan besar dalam sejarah perjuangan.
Hingga tempat-tempat yang tentunya selalu menggugah kenangan
itu akan terganggu oleh suasana tempat hiburan yang pasti akan
menampangkan gambar-gambar yang seram dan merangsang. Sebab
tentunya akan berbeda dengan Gedung Pamungkas yang semula
dimaksudkan MayJen Ery Soepardjan, Danrem 072 tempo hari,
"membantu masyarakat yang membutuhkan tempat pertemuan yang baik
dan murah". Lagi pula, kabarnya, Wapangab Jenderal Surono tak
berkenan hatinya dengan usaha mem"bioskop"kan Gedung Pamungkas
itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini