Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Datang pelan, pergi lambat

Dati ii hulu sungai utara, kalimantan selatan, dilan da banjir. tinggi air mencapai 5 meter. jalan-jalan dan jembatan banyak yang tak dapat dilalui lagi. ribuan hektar palawija musnah. (dh)

27 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUNGAI Tabalong, Balangan dan Sungai Negara, tiba-tiba meluap. Jalan Negara, Propinsi, Kabupaten dan jalan-jalan Inpres, banyak yang hancur. Kecamatan Amuntai Selatan, Utara, Tengah, Babirik, Pandan dan Danau Panggang, tiba-tiba berada di atas air. Polder Alabio, Polder Gusti, Polder Simpang Empat dan Polder Pekacangan mengalami rusak berat. Semua diyk (turap ulin) yang membujur dari desa Pekacangan terus ke desa Tangga Ulin, banyak yang rusak Banyak jembatan yang tidak bisa dilalui. Sawah barat serta palawija sehas 2 000 Ha, musnah sama sekali. Sekolah-sekolah, rumah-rumah, kantor-kantor terendam air. Itulah kabar duka yang menimpa daerah Tk II Kabupaten Hulu Sunai Utara yang beberapa waktu lalu mendapat Anugrah Prasamya Purna Karya atas suksesnya pembangunan di daerah itu. Banjir besar (untuk ukuran Kalsel) kini tengah mengamuk di daerah yang bergelar kota Pendidikan itu. Dengan wajah yang loyo, Bihman Villa, sang Bupati melapor kepada Gubernur bahwa kerugian akibat amukan banyu itu tidak bisa dikatakan sedikit. Berapa? Gubernur Subardjo yang mengutip laporan Bihman untuk TEMPO menyebut angka di atas Rp 400 juta. Itu adalah laporan berdasarkan angka-angka 4 Maret, di mana banjir mulai meluap sejak tanggal 28 Pebruari. Sedangkan keadaan air sampai tanggal 7, sudah mencapai ketinggian hampir 5 meter. Dengan demikian, Dati II Hulu Sungai Utara yang berada pada ketinggian 3,75 Cm dari permukaan laut itu praktis seluruhnya digenangi air lebih dari satu meter. Artinya, perkiraan kerugian yang sebesar hampir setengah milyard itu, tidak mustahil akan terus merayap. Sebab keadaan air hingga laporan ini dikirim Pembantu TEMPO, masih menunjukkan gejala naik. Nah, di antara sekian macam proyek pembangunan yang tertimpa musibah itu, pastilah yang namanya Proyek (jalan) Inpres yang paling ketiban pulung. Karena jalan yang diolah berkat instruksi Presiden itu, sudah menjadi rahasia umum dibuat tidak terlalu permanen. Dan lagi untuk mengadakan perbaikan misalnya, seperti yang dikatakan oleh drs. Yuliansyah, "duit dari kocek mana yang harus dirogoh". Itu baru pasal proyek inpres yang mau tidak mau mengundang pemikiran juga bagi pejabat-pejabat di sana. Belum lagi kerugian masyarakat setempat secara pribadi harus pula direka-reka. Itulah sehabnya banyak masyarakat di sini yang membuka mulut menuding penebangan kayu di Murung Bulan (Dati II Tabalong) sebagai biang kerok penyebab malapetaka ini. Betulkah? "Itu tidak benar", sahut Subardjo pada Sjachran dari TEMPO, "akibat hujan lebat yang terus turun di daerah itu". Apa yang dikatakan Subardjo memang benar. Berapa lama banjir ini alan menjadi tamu bagi rakyat di Hulu Sungai Utara? Sulit untuk diperkirakan. Karena banjir di Amuntai tidak sama dengan banjir-banjir yang sering melanda Jakarta atau daerah-daerah lainnya di pulau Jawa. "Banjir di sini datangnya pelan, pulangnya juga pelan", tutur Subardjo sambil mengingatkan banjir-banjir yang pernah terjadi. Pada tahun 1954, contohnya, banjir yang sama melanda kota Amuntai. Namun pada waktu itu, menurut seorang pejabat di Pemdati II Hulu Sungai Utara, ketinggian air cuma 3,60 meter saja. Dan lamanya, nyaris sebulan penuh. Dan kini yang sedang terjadi, sudah berjalan setengah bulan, toh air pelan-pelan masih nampak naik juga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus