Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Emas, Gunungan, Sunyi

Guru besar departemen senirupa ITB, a sadali mengadakan pameran lukisan di tim. Dari kanvas-kanvasnya ia tampak cenderung memancarkan soal keagamaan. ia banyak menggunakan warna emas.

27 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SADALI bagaikan seorang sufi, yang memandang hidup dan kehidupan ini dari satu titik di mana ia tidak lagi tersapa oleh hal-hal yang bersifat sementara dan beserba", tulis Ajip Rosidi dalam katalogus pameran Ahmad Sadali di ruang pameran TIM -- 10 s/d 16 Maret yang lalu. Ketua Dewan Kesenian ini memuji Sadali sebagai salah seorang pelukis yang dianggapnya terpenting dewasa ini. Anak Garut dan Guru Besar pada Departemen Senirupa I.T.B. ini dianggapnya sangat produktif, dan kini cenderung memancarkan soal-soal keagamaan dalam kanvas-kanvasnya. "Suasana yang ditimbulkan oleh penggunaan warna emas pada dasar hitam kecoklatan memberikan efek keheningan dan ketenteraman, keagungan dan kesahduan" tulis Ajip. Sejumlah 47 lukisan abstrak Sadali dari tahun 1975--1976, semuanya menghamburkan warna emas. Membuat suasana ruang pameran seperti tempat untuk bersemedi. Pelukis yang pernah muncul dengan bantal-bantal kecil dalam pamerannya yang lalu, kali ini masih sempat menampilkan sisa bantalnya yang diberi judul Relief & Lelehan Emas Oker dan Relief Biru & Lelehan Emas. Selebihnya adalah tema "gunungan" -- simbul kehidupan, kata orang yang berbentuk segitiga dengan torehan garis vertikal dari puncaknya. Lukisan-lukisan yang bernilai sekitar Rp 25.000 sampai Rp 250 .000 ini, terdiri dari bermacam-macam format. Yang paling besar di antaranya berukuran 150 x 200 Cm dengan judul Gunungan. Kanvas yang berlatar kelam ini, menampilkan bidang segiempat yang ditumpangi oleh segi tiga keputihan, bagaikan segi tiga pengaman, dengan sapuan kwas besar dan tekstur yang kasar. Lukisan yang terbilang salah satu dari yang terbaik dalam pameran ini terasa membawa kita pada suasana baheula tidak saja berhasil dengan efisien mengisi format besar itu sehingga terasa dalam dan padat. Ia juga melantunkan suasana bersahaja yang sangat sungguh-sungguh. Ia menangkap segi-segi yang bening dalam hidup, sehingga membuat kita terpaku lalu terasa sesuatu yang kudus meruap dari kanvas itu. Hasrat Besar Suasana luhur dengan kuat pula terpancar dari lukisan Gunungan (3) yang berlatar biru dengan sebuah gunungan yang ditoreh oleh garis merah yang menyala. Dari sisi atas kanvas terlihat guratan garis merah yang putus-putus dan samar-samar pula -- seakan-akan mau nyambung dengan garis di tengah gunungan. Kalau boleh ditafsirkan, ini seperti hasrat besar untuk menggapai sesuatu yang jauh dengan keterbatasan manusia sebagai bebannya. Dalam suasana yang sama. Lukisan yang bernama Tiga Jalur Emas 1976 Pada Tablet (11) dan kemudian Gunungan (4) yang juga berdasarkan bidang segi tiga, ditoreh tengahnya -- lalu beberapa kepingan menjadi kelam dan bersatu dengan latarnya yang dalam. Tiba-tiba gunungan ini seperti gerbang, membersitkan rasa rindu paa Yang Esa. Segalanya telah selesai dan pasti, tak ada pergulatan dan kebimbangan lagi, tinggal memasuki saja gerbang itu atau memanjat garis ke puncak segi tiga. Begitu juga halnya dengan lukisan-lukisan yang lain. Semuanya hampir menyuarakan sesuatu yang sama, yang telah selesai. Hanya komposisinya memang mengalami variasi. Kadangkala menonjol peranan torehan emas dibuat dengan tekstur yang kasar, kadangkala hanya sapuan bidang dengan kwas besar yang transparan, dengan latar belakang bidang yang seakan-akan cakrawala. Sempat pula kita teringat pada Srihadi karena ada kesan-kesan garis horison pelukis ini muncul dalam kanvas Sadali. Tapi Sadali memiliki sesuatu yang klas, yang akan segera membedakan ia dengan pelukis-pribumi lain, yakni garis-garis menyilang yang kadangkala serupa tanda "kali" kadangkala tanda "tambah". Di samping itu, ia ternyata sulia mempergunakan sedikit warna dalam satu kanvas --sehingga lukisannya memberikan tekanan pada nuansa warna yang sejenis. Pada beberapa lukisan yang berformat kecil misalnya, Sadali menempatkan segi tiganya dalam guyuran warna putih. Bahkan torehan-torehan emasnyapun digulat oleh warna keputihan. Lukisan-lukisan tersebut menjadi pucat. Selintas hanya memancarkan kesan samar yang lembut tapi kemudian tampak tekstur, dan sapuan bidangnya yang spontan menjadi kaya dengan asosiasi. Kalau seorang Rembrandt katanya pernah bilang bahwa dalam gelap ada warna dan dalam hitam ada warna, mungin bisa dilanjutkan: dalam sunyi dan pucat versi Sadali ini ada suara dan gerak. Dengan kata lain, lewat tema dan bentuk yang sejenis, bahkan kadangkala warna yang itu-itu juga muncul, Sadali toh sudah memberikan sesuatu yang lain dalam setiap kanvasnya. Paling sedikit kelainan dalam intensitas pendekatannya pada tema. Dalam hal itu boleh diulang apa yang dikatakan oleh pelukis Zaini. Ia menganggap adalah mustahil mengharapkan dari pelukis-pelukis yang sudah menemukan bentuknya yang mantap, untuk setiap kali muncul kembali dengan bentuk-bentuk lain. Hal ini katanya memang merupakan ciri dari mereka yang sedang ngebet untuk mencari-cari atawa membuat eksperimen. "Seperti juga mustahil untuk mengharapkan Affandi selalu berubah-ubah sesudah sampai pada tarafnya yang sekarang", kata pelukis yang suka melukis perahu itu. Pernyataan Zaini tentunya tidak bermaksud mengatakan bahwa setiap pelukis akan pensiun sesudah sekali menemukan bentuknya yang dia suka. Ia hanya mengutarakan bahwa proses pencarian kemudian beralih pada kadar intensitas penampilan di dalam kanvas. Barangkali ini pula resepnya yang cocok untuk menikmati lukisan-lukisan Sadali, yang bodohnya saja: tidak lebih dari pulasan emas, bantal-bantal kecil garis-garis silang dan sapuan besar yang spontan. Ditambah sebuah lukisan kaligrafi yang tidak istimewa (21).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus