Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - BMW Group Indonesia mengaku menunggu keputusan akhir pemerintah terkait dengan revisi pajak sedan yang rencananya akan diturunkan. Menurut Vice President Director BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, hal tersebut akan menguntungkan BMW.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Apabila peraturan tersebut akhirnya ada, itu pasti akan sangat membantu penjualan BMW,” kata Jodie disela-sela acara peluncuran program BMW Excellence in Sales dan BMW Genius pada Kamis, 22 Februari 2018 di Jakarta Pusat.
Baca: Menperin: Revisi Pajak Sedan, Pembeli Motor akan Pindah ke Mobil
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan tanpa alasan, hal tersebut akan menguntungkan BMW karena selama ini mobil asal Jerman tersebut memang mengandalkan penjualan sedan. “Backbone kita 3 series, 5 series, 7 series, itu semua merupakan segmen sedan. Jadi pasti (kebijakan revisi pajak sedan) akan membantu penjualan BMW,” ujar Jodie.
Namun, pihak BMW mengaku masih menunggu kepastian kebijakan tersebut untuk menentukan strategi yang mereka ambil. “Kalau untuk sekarang kita juga belum tau kapan finalisasinya, detailnya juga seperti apa kami juga belum tau,” kata Jodie, menambahkan.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan revisi pajak sedan. Hal ini terkait sedan yang terkena Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Akibat pajak mewah tersebut mengakibatkan pasar sedan menjadi tidak sehat.
Simak: Revisi Pajak Sedan, Honda: Harga Sedan Bisa Turun
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke dealer sedan hanya berkontribusi kurang dari 1 persen dari total penjualan nasional sepanjang 2017. Selain kontribusi yang kecil terhadap pasar domestik, pasokan ke dealer sedan tahun lalu juga anjlok. Dibandingkan dengan 2016, penjualan ke dealer sedan turun 52,71 persen pada 2017.
Sedan dengan kubikasi mesin kurang dari atau sama dengan 1.500 cc turun paling banyak, mencapai 52,71 persen. Diikuti sedang dengan kubikasi mesin lebih dari 3.001 cc yang menyusut 42,41 persen, dan terakhir 1.501 cc-3.000 cc turun 15,32 persen.