KOTA Purwodadi, sekarang sudah normal. Ibukota Kabupaten
Grobogan, 60 Km dari Semarang ini, kini tampak sudah kurang
dikenal sebagai basis PKI lagi. Kesibukan pembangunan mulai
terasa. Kantor Bupati yang selesai dibenahi dan diresmikan Mei
1972 misalnya, Juli 1975 lalu selesai mendapat tambahan Pendopo
berbentuk joglo. Selain tambahan pendopo yang menelan ongkos Rp
20 juta, oleh Bupatinya sekarang Letkol Sugiri, akan ditambahi
lagi dengan bangunan beberapa buah kantor yang beranggaran Rp 48
juta.
Perubahan keadaan itu berlanjut dengan perluasan kota. Menurut
Supirlan, Kepala Humas Kabupaten, perluasan kota itu dimulai
tahun anggaran 1976/ 1977 ini. Akan ada tambahan masing-masing 3
Km di sebelah barat dari Desa, Kuripan serta Ngemplak dan
sebelah selatan dari Desa Danyang dan Kalongan. Sedang sebelah
utara dan timur karena dilalui sungai-sungai Musi dan Glugu tak
ada perluasan. Mendahului perluasan, beberapa kantor sudah siap
jadi calon penghuninya. Yaitu Kantor Transmigrasi, DLLAJR dan
Kompleks Perumahan Perhutani.
Terminal Mini
Yang cukup menarik tentulah rencana pembangunan kawasan kota
yang disebut "Simpang-lima Yaitu jalur-jalur jalan baru ke
jurusan-jurusan Kabupaten Sragen, Boyolali, Semarang, Kudus dan
Blora. "Di tengal Simpanglima akan dibangun menara air minum
setinggi 30 M yang akan digarap oleh Pusat", tutur Supirlan
lagi. Juga dirancang akan menempati kawasan Simpanglima itu
bangunan-bangunan SPG, ST, Sekolah Persiapan IAIN dan terminal
bis.
Semua itu memang baru rencana. Yang sudah jadi kenyataan ialah
perobahan jalan-jalan dan dalam kota sendiri. Di depan pasar
misalnya telah berderet kios-kios baru dan terminal Colt. Juga
terminal bis mini yang mampu menderetkan cuma 3 - 5 bis. Sebab
Purwodadi memang cuma jadi tempat singgah bis jurusan Sala,
Blora, Semarang dan Demak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini