Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Samuel dan Claudya ingin meraih kebebasan finansial di usia 35 tahun.
Samuel dan Claudya menjalani gaya hidup frugal living.
Sinar Putri ikut program dana pensiun di bank.
Menjalani gaya hidup hemat atau frugal living menjadi pilihan pasangan Samuel Ray dan Claudya. Hal itu mereka lakukan demi mengejar target pensiun dini pada usia 35 tahun. Pensiun yang mereka maksud bukanlah berhenti bekerja lalu bersantai. “Tapi, di umur 35 tahun, kami ingin mencapai kondisi keuangan di mana bisa hidup dari hasil investasi kami,” kata Samuel, praktisi sumber daya manusia sekaligus kreator konten, kepada Tempo, Rabu, 23 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka menerapkan frugal living sejak menikah. Namun baru dua tahun ini mulai menargetkan untuk merdeka finansial dalam usia muda. Yang ingin mereka sasar ialah mendapatkan kebebasan untuk memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan menentukan arah hidup sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada usia mereka saat ini, target tersebut bisa dicapai dalam dua tahun ke depan. Samuel menyebutkan tidak ada trik khusus. Umpama bermain bola, strateginya adalah bertahan dan menyerang. Samuel dan Claudya bertahan dengan hidup hemat, membuat perencanaan keuangan (budgeting), dan mengontrol keinginan untuk tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Adapun bagian dari menyerang adalah memperbesar pemasukan. Karena keduanya adalah pekerja, maka cara yang ditempuh lewat jenjang karier. Samuel dan Claudya punya jalur berbeda. Samuel rajin pindah kerja setiap 1-2 tahun sekali. Dalam tahun ke-10 bekerja, ia sudah mencicipi delapan kantor. Sedangkan Claudya cenderung lebih setia dengan tempat kerjanya. “Dia 3-4 tahun sekali baru pindah. Jadi, 10 tahun ini baru tiga kantor,” ujar Samuel.
Content creator dan praktisi frugal living, Samuel Ray dan Claudya Abednego. Dok. Pribadi
Menurut Samuel, cara tiap orang menambah pemasukan bisa jadi berbeda-beda. Selain lewat jalur karier, ada yang berjualan di toko daring maupun mencari pekerjaan sampingan. Terpenting, kata dia, adalah kreativitas dan keberanian untuk mengumpulkan uang.
Setelah strategi bermain bola itu sudah diatur dengan baik, tahap selanjutnya budgeting. Claudya menjelaskan, semua pengeluaran dan pemasukan selama tiga bulan harus dicatat lalu dievaluasi. Jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan, kebiasaan menghabiskan uang harus diperbaiki.
Samuel dan Claudya juga menginvestasikan 50-70 persen dari gaji mereka setiap bulan. Pria berusia 33 tahun itu memilih instrumen reksa dana indeks saham yang mengikuti pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan peer to peer lending.
Menurut Samuel, risiko menanamkan uang di reksa dana indeks saham tidak sebesar membeli saham individu. Adapun pertimbangan memilih peer to peer lending karena adanya asuransi jika terjadi gagal bayar. Imbal balik dari investasi tersebut juga cukup besar, yakni 10-15 persen, dan pengembalian dananya lebih likuid. “Ada yang tiga bulan sudah kembali,” ujar employer branding manager di perusahaan e-commerce tersebut.
Investasi untuk pensiun dini. TEMPO/Nita Dian
Tanpa menabung dana pensiun di lembaga keuangan, Samuel menilai hasil investasi juga bisa menjadi tumpuan untuk kebutuhan hidup. Ia menggunakan formula 4 persen, yaitu dengan pengeluaran per bulan sebesar Rp 15-20 juta atau Rp 180-240 juta per tahun, maka angka tersebut merupakan 4 persen dari modal yang ia butuhkan untuk mencapai kebebasan finansial.
Samuel menuturkan ia setidaknya harus mendapatkan 7 persen dari imbal balik investasi. Sebanyak 4 persennya untuk biaya hidup dan 3 persennya diputar kembali. Dengan begitu, uang tidak akan habis. “Setidaknya selama 30 tahun kamu akan aman. Tapi kita jangan mikir 30 tahun diam enggak ngapa-ngapain dan makan tabungan,” ucapnya.
Samuel dan Claudya telah menyiapkan sejumlah skenario untuk usia 35 tahun. Di antaranya pindah ke Jepang atau Bali, lanjut bekerja di perusahaan saat ini, melanjutkan membuat konten di YouTube, dan membuat buku. Samuel mengatakan, ketika memiliki kebebasan finansial, ia memiliki kekuatan untuk menentukan arah hidup di tangannya sendiri.
Keduanya juga percaya tidak ada orang yang kaya secara cepat. Namun lambat tapi pasti. Hal terpenting adalah disiplin mengatur keuangan sejak muda sehingga akan baik pada hari tua dan bisa keluar dari kehidupan bak roda hamster. “Kita juga tidak cari investasi canggih-canggih menjanjikan cepat kaya. Karena yang muluk-muluk mencurigakan. Investasi yang normal-normal saja,” ujar Claudya.
Karyawan swasta, Sinar Putri. Dok. Pribadi
Tidak hanya Samuel dan Claudya, kebebasan finansial di usia muda juga menjadi impian Sinar Putri, 28 tahun. Ia menargetkan untuk bebas finansial di usia 35-38 tahun. Sejak 2014, pekerja di sebuah media ini rajin menabung dana pensiun. Selain mengikuti program jaminan pensiun dan Jaminan Hari Tua di BPJS Ketenagakerjaan, Sinar menyisihkan sebagian penghasilannya untuk tabungan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).
Ia bisa mengikuti program dana pensiun di bank karena difasilitasi perusahaan lamanya. Pada lima tahun pertama bekerja, gajinya dipotong Rp 200 ribu untuk DPLK. Setelah mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, ia mengambil dana JHT lalu ia pindahkan ke DPLK. “Karena return-nya lebih besar dibanding BPJS,” ucap Sinar.
Investasi juga menjadi pilihan Sinar untuk mengembangkan uangnya. Ia memilih instrumen ORI atau obligasi negara retail dan reksa dana saham. Imbal balik dari investasi tersebut nantinya akan ia pakai untuk memenuhi kebutuhan saat pensiun. Sinar mengaku sudah menyiapkan rencana kegiatannya di masa tua. Ia ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, seperti liburan ataupun bekerja sesuai dengan minatnya dari rumah.
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo