Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Catatan Kritis Riset Vaksin Nusantara

Sebelumnya, BPOM berkukuh bahwa riset vaksin Nusantara harus mematuhi kajian ilmiah, tapi belakangan berdamai.

20 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebelumnya, BPOM berkukuh bahwa riset vaksin Nusantara harus mematuhi kajian ilmiah, tapi belakangan berdamai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • BPOM menganggap sel dendritik yang digunakan adalah untuk terapi kanker, bukan vaksin.

  • Tim riset vaksin Nusantara tidak melakukan pengujian mutu pada setiap produknya.

  • BPOM mendapati ada data keamanan yang diganti dengan menghilangkan data lama.

RISET vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau vaksin Nusantara berujung damai setelah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa meneken nota kesepahaman, kemarin. Padahal sebelumnya BPOM berkukuh bahwa riset vaksin itu harus mematuhi kajian ilmiah. Berikut ini catatan BPOM terhadap uji klinis fase 1 vaksin Nusantara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus