Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DATANG ke Istana Merdeka sebulan sebelum Presiden Joko Widodo lengser, pada Sabtu, 21 September 2024, Susilo Bambang Yudhoyono membawa pesan khusus dari Prabowo Subianto. Siang itu Yudhoyono menyatakan bahwa presiden terpilih tersebut berharap Jokowi menerima jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bergabung dalam pemerintahan Prabowo.
Tiga hari sebelumnya di rumah pribadinya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Prabowo mengungkapkan keinginannya itu kepada Yudhoyono. Prabowo meyakini partai banteng bisa memperkuat pemerintahannya. Sebagai pemenang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, PDI Perjuangan memiliki kursi terbanyak di Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu 110.
Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Ketua Umum Projo, kelompok relawan pendukung Jokowi, Budi Arie Setiadi, mendengar isi pertemuan antara Presiden dan Yudhoyono. Menurut dia, Jokowi menyerahkan keputusan kepada Prabowo. “Itu hak presiden terpilih. Pak Jokowi hanya mempertimbangkan kesehatan demokrasi,” kata Budi Arie kepada Tempo, Jumat, 4 Oktober 2024.
Dalam pertemuan di Istana, Jokowi memberikan saran kepada Prabowo agar membiarkan PDIP berada di luar pemerintahan. Tiga narasumber yang mengetahui isi pertemuan Yudhoyono dengan Jokowi bercerita, Presiden mengklaim bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan checks and balances. Jokowi lantas memberi contoh sepuluh tahun pemerintahannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Erwan Hermawan, Egi Adyatama, Hussein Abri Dongoran, dan Daniel A. Fajri berkontribusi dalam tulisan ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit d bawah judul "Sekuat Tenaga Mengamankan Fufufafa".