Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga, atau setidaknya menggerakkan tubuh sekecil apa pun, dapat membantu orang melawan penyakit jantung. Penelitian terbaru menunjukkan melakukan aktivitas sederhana pun dapat membantu melawan penyakit tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Universitas Auckland, Selandia Baru, Dr Ralph Stewart, melakukan penelitian yang melibatkan 15.486 orang dari 39 negara berbeda yang menderita penyakit jantung. Responden tersebut diminta mengisi kuesioner tentang seberapa lama dan seberapa berat olahraga yang dilakukan setiap minggunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam penelitian ini, mereka juga mengikuti perkembangan para peserta selama lebih-kurang empat tahun untuk melihat seberapa banyak dari mereka yang meninggal dunia atau memiliki masalah serius, seperti serangan jantung ataupun stroke.
“Kami melakukan studi terhadap penderita penyakit jantung koroner dari berbagai negara untuk melihat manfaat dari olahraga sedang sampai yang berat,” kata Stewart.
Peserta yang menggandakan level aktivitas mereka dapat menurunkan risiko meninggal dunia oleh segala penyebab sebesar 10 persen. Selain itu, mereka mampu menurunkan risiko kematian dini karena penyakit jantung sebesar 8 persen.
Namun penelitian ini juga menunjukkan bahwa melakukan aktivitas atau olahraga ringan, seperti yoga, berjalan kaki, atau pekerjaan rumah sederhana, membantu mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung.
"Selain itu, kami menemukan bahwa penderita yang melakukan olahraga ringan memiliki tingkat kematian lebih rendah dibanding mereka yang sedikit atau tidak berolahraga sama sekali," kata Stewart.
Untuk kesehatan jantung, Asosiasi Kesehatan Amerika merekomendasikan melakukan aktivitas dengan intensitas sedang selama 30 menit sebanyak lima kali seminggu, atau minimal 25 menit intensitas tinggi sebanyak tiga kali seminggu. Mereka juga merekomendasikan melakukan kombinasi keduanya.
Hal senada juga pernah diungkapkan Dr Ismoyo Sunu SpJP saat dihubungi Bisnis. Menurut dia, melakukan olahraga ringan secara teratur bisa mengurangi risiko serangan jantung.
“Dalam rangka pencegahan penyakit jantung, salah satunya memang melakukan aktivitas rutin. Setiap hari sebaiknya melakukan aktivitas selama 30 menit,” ujarnya.
Artikel terkait:
Bahaya Kekurangan Selenium buat Jantung dan Mata
Memahami Sindrom Kardiorenal, Bukan Penyakit Jantung Biasa
Ternyata Putus Cinta Berpotensi Serangan Jantung
Ismoyo mengatakan melakukan olahraga ringan dapat membantu melepas oksida nitrat yang dibutuhkan pembuluh darah untuk membuatnya lebih elastis. Dengan begitu, risiko penyakit jantung koroner akan menjadi lebih rendah.
Olahraga yang dianjurkan oleh Ismoyo bukan olahraga yang sifatnya high impact seperti bulu tangkis atau tenis. Menurut dia, cukup dengan melakukan olahraga ringan seperti menggerakkan bahu ataupun mengangguk-anggukan kepala.
Kegiatan olahraga yang dilakukan cukup sampai meningkatkan kinerja jantung sampai 70-80 persen dari kecepatan denyut nadi tertentu. Acuan denyut nadi tersebut bisa dihitung dengan rumus 200 dikurang umur seseorang. Olahraga ini cukup dilakukan sebanyak 4-5 kali seminggu.
“Contohnya umurnya 50, berarti 150, lalu 70-80 persennya berarti sekitar 105. Nah, yang diharapkan mencapai itu,” kata Ismoyo.
Menurut dia, olahraga ini bisa dilakukan sebelum memulai aktivitas pekerjaan. Bagi yang sudah bekerja, dia menganjurkan melakukan olahraga ini pada jam-jam tertentu secara bersama-sama dengan pekerja lain.
“Misalnya pada jam 9 pagi, itu bisa dimulai dengan instruksi dari kantor, misalnya dengan lagu-lagu juga, cukup dengan menggerak-gerakan tadi,” katanya.
Dia juga menekankan melakukan olahraga dengan benar, yang memuat unsur pemanasan, olahraga inti, dan pendinginan. Karena itu, olahraga bisa dimulai dengan peregangan badan, olahraga inti berupa repetisi, dan peregangan kembali untuk pendinginan.
“Kalau kita tidak melakukan itu, relatif kita tidak olahraga, kalau gerakannya dipilih-pilih, itu tidak bisa dihitung olahraga,” tuturnya.
Tidak hanya dengan olahraga, Dr Ismoyo Sunu juga menganjurkan mengatur pola makan sehat untuk menghindari serangan jantung. Salah satunya mengkonsumsi karbohidrat, sayur, dan buah-buahan, serta protein dalam takaran yang tepat.
“Ini tidak sulit sebenarnya, makanan seimbang. Separuh dari piring adalah sayuran dan buah, kemudian seperempatnya adalah nasi atau karbohidrat, dan seperempat lagi protein,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, jaga asupan gula, garam, dan lemak dari minyak yang dikonsumsi. Dia menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah mencanangkan pembatasan konsumsi asupan-asupan tersebut guna menghindarkan diri dari serangan jantung.
“Gula itu empat sendok makan, kemudian garam itu satu sendok teh, dan minyak atau lemak empat sendok makan dalam sehari, itu yang dianjurkan,” kata Ismoyo.
Terakhir, dia juga menganjurkan tetap memperhatikan faktor risiko yang bisa menyebabkan serangan jantung. Secara rutin mengecek gula darah, kolesterol, dan darah tinggi dapat membantu memantau kondisi jantung.