Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cerita dari Nelayan Natuna: Saat Tidak Tangkap Ikan, Mereka Sediakan Jasa Wisata ke Pulau Senoa

Ramli juga mengantarkan wisatawan yang hendak ke Pulau Senoa, Natuna, ketika sedang tidak mencari ikan.

2 September 2024 | 06.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana pinggir pantai Pulau Senoa di Kabupaten Natuna saat pagi hari, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Natuna - Nelayan Natuna di Pulau Bunguran menyedikan jasa antar jemput wisata ke Pulau Senoa. Ramli (37 tahun) adalah salah satu nelayan yang menerima jasa tersebut ketika sedang tidak menangkap ikan di laut lepas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia memiliki kapal memancing warna biru yang bisa muat sampai 30 orang jika tanpa muatan barang bawaan. Kapalnya yang bersandar di Pelabuhan Teluk Baruk siap mengantar penumpang pulang-pergi ke Pulau Senoa. “Tarifnya Rp 500 ribu untuk pulang-pergi satu kapal,” kata Ramli saat ditemui di Pelabuhan Teluk Baruk, Natuna, Kepulauan Riau, pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menuju Pelabuhan Teluk Baruk, jika dari Kota Ranai harus menempuh jarak 6,9 kilometer yang waktu tempuhnya 13 menit dengan kendaraan. Apabila dari Bandara Raden Sadjad, maka harus menempuh jarak 8,6 kilometer dengan waktu 17 menit.

Pelabuhan kecil itu berada di bibir pantai yang berdempetan dengan rumah-rumah warga. Aksesnya melalui Jalan Raya Sepempang, kemudian masuk ke dalam pelabuhan sekitar 100 meter dengan akses jembatan beton.

Rumah yang berada di dekat pelabuhan ini menggunakan desain panggung, berdiri di atas pasir pantai yang ditopang sejumlah pasak. Kapal-kapal nelayan parkir mengaitkan tali ke pondasi jembatan.

Air di Pelabuhan Teluk Baruk perlahan surut sejak pukul 06.00 WIB, lalu mengering sepanjang 30 meter dari pinggir pantai hingga menyisakan pasir di atas pukul 12.00. Kemudian akan pasang kembali saat malam hari mulai pukul 18.00.

“Tergantung air, kalau air lagi pasang mau jalan pagi boleh,” ucap Ramli. Namun penumpang tidak disarankan untuk pergi dari Pulau Senoa saat sore karena air sekitar pelabuhan masih surut dan sulit dilalui kapal karena dangkal.

Ramli, seorang nelayan di Natuna mengatakan hasil tangkapan di era Menteri Susi Pudjiastuti jauh lebih banyak dibanding saat ini, Kamis, 29 Agustus 2024. TEMPO/M. Faiz Zaki

Ramli mengatakan bagi wisatawan yang ingin menyebrang ke Pulau Senoa tidak harus membuat janji lebih dulu dengan nelayan. Mereka bisa meminta nelayan yang ada di Pelabuhan Teluk Baruk untuk mengantar ke Pulau Senoa, lalu membuat janji akan dijemput kapan. “Kalau mau menginap boleh, nanti bilangnya” ucap dia.

Selama ini, kata Ramli, wisatawan pergi ke Pulau Senoa kebanyakan saat libur akhir pekan atau libur panjang seperti lebaran. Mereka yang berkunjung ke sana dapat menikmati suasana pantai di sana hanya beberapa jam saja atau pun menginap dengan membuat tenda.

Akses dari Pelabuhan Teluk Baruk ke Pulau Senoa sekitar 30 menit menggunakan kapal. Kemudian berlabuh di pelabuhan sederhana yang terbuat dari tumpukan tong kotak berbahan plastik.

Pulau ini tidak berpenghuni, namun ada bangunan permanen seperti mercusuar di antara tebing-tebing. Kemudian sekitar 100 meter dari pelabuhan terdapat bangunan rumah yang tidak terawat.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus