Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Holywings menjual minuman tradisional bajigur? Gerai tempat makan yang sudah memiliki 35 cabang di berbagai daerah ini biasanya dikenal menjual miras alias minuman keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Awal itu kita akan membuka bar and resto karena Holywings itu kan ada Bar and resto dan klub. sebelumnya, kita kan ada tim survei dan dari sini kita tahu apa kebutuhannya di Bogor dan konsumen sukanya apa. Jadi dari situ kita mantaplah buat HW di Bogor ini dan mulai urus izin dan lakukan pembangunan," kata pemilik Holywings Bogor, Stewart Henry kepada Tempo. Selasa malam, 22 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika pembangunan mau selesai, Stewart mengatakan dirinya dipanggil oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. ia diminta merevisi konsep Holywings Bogor dan wajib mengikuti dan menjalankan aturan yang selaras dengan visi misi Kota Bogor yakni kota ramah keluarga dan anak.
Stewart tahu maksudnya, secara tidak langsung Holywings dilarang operasional jika masih menjual minum beralkohol, meski pun ada perwali tahun 2015 tentang pengaturan minuman beralkohol.
"Tim survei mengatakan bahwa memang ada perwali tentang pengaturan minol dan diperbolehkan dengan syarat memiliki sertifikasi khusus dan kita punya sertifikasi itu," kata Stewart.
Mau tidak mau, Dirinya mengubah konsep Holywings agar selaras dengan visi Kota Bogor. "Sekarang konsepnya cafe and resto dan menjual minuman seperti Bajigur, Bandrek dan lain sebagainya," cerita Stewart.
Setelah perubahan konsep, Holywings Bogor mengusung konsep family restauran. Dengan desain family friendly, mereka menyediakan menu-menu buat anak tanpa meninggalkan warna khas kafe yakni live music.
Ada beberapa menu minuman yang disajikan di Holywings Bogor yang tidak ada di outlet cabang lainnya seperti es teler, selendang mayang, dawet ayu, bir kotjok, bajigur, wedang jahe dan es kuwut.
Untuk menu makanan, bisa disebut masih sama dengan cabang lain seperti, rice bowl dan pentol. Namun di Bogor lebih menguatkan menu-menu Barat dan yang paling istimewa adalah menu steak.
Holywings Bogor bukannya sama sekali tak menjual miras. Mereka masih menjual minuman alkohol di bawah 5 persen atau golongan A dengan variabel bir ada 12-13 bir.
"Kami juga ikuti aturan PPKM, hanya menerima konsumen di angka 25 persen. Selama ini, kami belum menerima tamu walking. Artinya, saat ini kami hanya kedatangan konsumen yang sudah reserve. Untuk konsum walking, mohon maaf kami belum bisa menerima karena kami tidak ingin melanggar ketentuan PPKM," ucap Stewart.
Stewart mengaku optimistis Cafe Holywings Bogor, akan mampu menggaet konsumen Bogor dan sekitarnya. Sebab, menurut Stewart, awal dirinya berpikiran membuka di Bogor itu karena inisiatif dirinya dan juga teman-temannya yang menginginkan adanya cafe untuk bersantai, tanpa harus jauh-jauh ke Jakarta.
“Saya kan orang Bogor, Terus saya kepikiran kenapa sih kalau mau nikmati waktu santai harus jauh ke Jakarta, kenapa gak buka Holywings di Bogor aja. Selain itu, investasi kami disini pun memberdayakan penduduk di sini atau membuka lapangan kerja bagi warga sini. Juga kalau ini jalan kan membantu PAD juga,” kata Stewart.
M.A MURTADHO