SEBUAH surat cintayang luar biasa. "Jika kau tak mencintai
saya, saya akan membunuh Presiden," demikian tertulis di sana.
Yang menulisnya adalah orang yang kini terkenal, John Warncock
Hinckley, pemuda yang menembak Presiden Reagan baru-baru ini. Ia
menulis kepada bintang film belia Jodie Foster, gadis manis yang
dipujanya, aktris yang main sebagai pelacur muda dalam film
terkenal Taxi Driver.
Dugaan sementara: John Hinckley, 25 tahun, adalah pemuda
sinting. Motif percobaan pembunuhan yang dilakukannya -- dan
nyaris mengubah sejarah dunia --bukanlah politis.
Orang tua penembak itu memang mengatakan, bahwa anak mereka
beberapa waktu belakangan ini "berada dalam perawatan
psikiatri". Hanya, penilaian yang mereka peroleh tidak
memberitahu bahwa keadaan Hinckley patut diwaspadai.
Menurut catatan, anak muda itu menjalani hidupnya secara biasa
saja. Meskipun dia tidak sesukses ayahnya. Sang bapak punya
perusahaan eksplorasi minyak dan gas, yang tahun lalu
penjualannya mencapai US$ 4,5 juta. Keluarga Hinckley tinggal di
sebuah rumah besar, bertingkat, di Evergreen, Colorado, di kaki
bukit-bukit Rocky Mountains. John punya kakak, Scott, yang
bekerja daam perusahaan keluarga. Adiknya yang perempuan,
Diane, tinggal di Dallas, Texas.
Sebagaimana banyak tokoh bisnis, sang bapak penyokong kuat
Reagan. Dia juga seorang yang salih. Ia memberi dana untuk
organisasi Kristen yang membantu orang menderita, World Vision
International namanya. Tapi rupanya John merepotkan si bapak.
Dua pekan sebelum anaknya menembak Reagan, bapak itu minta
kepada para anggota staf World Vision International untuk
'berdoa bagi anak saya."
John, dalam usia 25 itu, masih menganggur. Gemuk dan agaknya
acuh tak acuh --John tak juga lulus dari perguruan tinggi selama
tujuh tahun -- dia pernah masuk sebuah perkumpulan orang
"ekstrim kanan", sebuah partai Nazi-baru, The National Socialist
Party of America. Tapi menurut ketua partai yang aneh ini, John
dikeluarkan di bulan November 1979. Dia orang "sableng," kata
sang ketua. Dia "kepingin menembaki orang dan meledakkan semua."
Di sekolahnya, Universitas Teknik Texas, John pernah ikut
pelajaran tcntang Jerman modern. Gurubesarnya, Dr. Otto Nelson,
melukiskan John sebagai "murid yang baik, berperhatian, nilainya
B plus." Yang menarik: ketika para mahasiswa diminta menulis
resensi buku tentang sejarah Jerman, John Hinckley memilih buku
karya Hitler, Mein Kampf. Juga sebuah buku tentang kamp tawanan
maut yang didirikan partai Nazi di Auschwitz, tempat ribuan
orang Yahudi dibunuh dengan kejam.
Ketika ia melamar sebagai fotograf di koran Denver Post, ia
mengaku bahwa hobinya adalah "membaca" dan "politik". Tapi
rupanya ia tak paham sama sekali tentang fotografi dan karena
itu lamarannya diolak.
Apakah "politik" itu yang mendorongnya jadi pembunuh Kepala
Negara? Surat yang tak jadi dikirimkan, yang ditulisnya di
sebuah hotel di Washington kepada bintang pujaannya Jodie
Foster, hanya mengesankan bahwa keadaan jiwa yang kalut sajalah
yang mendorong Hinckley membunuh.
Atau barangkali jiwa yang lembek itu terpengaruh oleh film Taxi
Driver. Dalam film ini, Robert De Niro main sebagai pengemudi
taksi yang merencanakan pembunuhan seorang Senator -- setelah ia
gagal mencintai salah seorang pembantu Senator itu. Yang
berwajib dalam penyelidikan pertama kasus Hinckley menunjukkan
kemungkinan bahwa Hinckley membayangkan Ronald Reagan telah
menghina Jodie Foster. Dan rupanya dia, dengan fantasi itu,
bertindak membela kekasihnya.
Jodie Foster sendiri kebingungan. "Saya belum pernah ketemu
orang itu, bicara dengannya atau punya hubungan apa pun
dengannya," kata si nona, yang kini baru masuk Universitas Yale.
John yang malang dan berbahaya. Untunglah Ronald Reagan sembuh.
Meskipun tak seorang pun akan tahu bisakah Hinckley kelak
sembuh. Ia diancam hukuman seumur hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini