Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cinta, politik, atau kesintingan ?

Sekilas tentang john warncock hinckley, pemuda yang menembak presiden ronald reagan. motif percobaan pembunuhan yang dilakukan bukanlah politis. (sel)

18 April 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH surat cintayang luar biasa. "Jika kau tak mencintai saya, saya akan membunuh Presiden," demikian tertulis di sana. Yang menulisnya adalah orang yang kini terkenal, John Warncock Hinckley, pemuda yang menembak Presiden Reagan baru-baru ini. Ia menulis kepada bintang film belia Jodie Foster, gadis manis yang dipujanya, aktris yang main sebagai pelacur muda dalam film terkenal Taxi Driver. Dugaan sementara: John Hinckley, 25 tahun, adalah pemuda sinting. Motif percobaan pembunuhan yang dilakukannya -- dan nyaris mengubah sejarah dunia --bukanlah politis. Orang tua penembak itu memang mengatakan, bahwa anak mereka beberapa waktu belakangan ini "berada dalam perawatan psikiatri". Hanya, penilaian yang mereka peroleh tidak memberitahu bahwa keadaan Hinckley patut diwaspadai. Menurut catatan, anak muda itu menjalani hidupnya secara biasa saja. Meskipun dia tidak sesukses ayahnya. Sang bapak punya perusahaan eksplorasi minyak dan gas, yang tahun lalu penjualannya mencapai US$ 4,5 juta. Keluarga Hinckley tinggal di sebuah rumah besar, bertingkat, di Evergreen, Colorado, di kaki bukit-bukit Rocky Mountains. John punya kakak, Scott, yang bekerja daam perusahaan keluarga. Adiknya yang perempuan, Diane, tinggal di Dallas, Texas. Sebagaimana banyak tokoh bisnis, sang bapak penyokong kuat Reagan. Dia juga seorang yang salih. Ia memberi dana untuk organisasi Kristen yang membantu orang menderita, World Vision International namanya. Tapi rupanya John merepotkan si bapak. Dua pekan sebelum anaknya menembak Reagan, bapak itu minta kepada para anggota staf World Vision International untuk 'berdoa bagi anak saya." John, dalam usia 25 itu, masih menganggur. Gemuk dan agaknya acuh tak acuh --John tak juga lulus dari perguruan tinggi selama tujuh tahun -- dia pernah masuk sebuah perkumpulan orang "ekstrim kanan", sebuah partai Nazi-baru, The National Socialist Party of America. Tapi menurut ketua partai yang aneh ini, John dikeluarkan di bulan November 1979. Dia orang "sableng," kata sang ketua. Dia "kepingin menembaki orang dan meledakkan semua." Di sekolahnya, Universitas Teknik Texas, John pernah ikut pelajaran tcntang Jerman modern. Gurubesarnya, Dr. Otto Nelson, melukiskan John sebagai "murid yang baik, berperhatian, nilainya B plus." Yang menarik: ketika para mahasiswa diminta menulis resensi buku tentang sejarah Jerman, John Hinckley memilih buku karya Hitler, Mein Kampf. Juga sebuah buku tentang kamp tawanan maut yang didirikan partai Nazi di Auschwitz, tempat ribuan orang Yahudi dibunuh dengan kejam. Ketika ia melamar sebagai fotograf di koran Denver Post, ia mengaku bahwa hobinya adalah "membaca" dan "politik". Tapi rupanya ia tak paham sama sekali tentang fotografi dan karena itu lamarannya diolak. Apakah "politik" itu yang mendorongnya jadi pembunuh Kepala Negara? Surat yang tak jadi dikirimkan, yang ditulisnya di sebuah hotel di Washington kepada bintang pujaannya Jodie Foster, hanya mengesankan bahwa keadaan jiwa yang kalut sajalah yang mendorong Hinckley membunuh. Atau barangkali jiwa yang lembek itu terpengaruh oleh film Taxi Driver. Dalam film ini, Robert De Niro main sebagai pengemudi taksi yang merencanakan pembunuhan seorang Senator -- setelah ia gagal mencintai salah seorang pembantu Senator itu. Yang berwajib dalam penyelidikan pertama kasus Hinckley menunjukkan kemungkinan bahwa Hinckley membayangkan Ronald Reagan telah menghina Jodie Foster. Dan rupanya dia, dengan fantasi itu, bertindak membela kekasihnya. Jodie Foster sendiri kebingungan. "Saya belum pernah ketemu orang itu, bicara dengannya atau punya hubungan apa pun dengannya," kata si nona, yang kini baru masuk Universitas Yale. John yang malang dan berbahaya. Untunglah Ronald Reagan sembuh. Meskipun tak seorang pun akan tahu bisakah Hinckley kelak sembuh. Ia diancam hukuman seumur hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus