Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Warga Perumahan Bumi Sawangan Indah, Kota Depok, berhasil menerapkan teknik hidroganik untuk menanam padi.
Budi daya padi hidroganik ini diperkenalkan pertama kali oleh Basiri, petani asal Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Teknik hidroganik bisa menjadi solusi bagi daerah-daerah yang memiliki keterbatasan lahan.
DEPOK – Perumahan Bumi Sawangan Indah, Pengasinan, Kota Depok, mendadak menjadi perhatian pada Selasa lalu. Sejumlah pejabat mendatangi tempat itu. Mereka ingin menyaksikan panen perdana padi hidroganik yang diproduksi penghuni perumahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebenarnya ini masih percobaan. Hasil panen perdana enggak dijual, tapi kami jadikan bibit untuk program selanjutnya," kata Soeryadharma, warga Perumahan Bumi Sawangan Indah, kemarin. Pria yang biasa disapa Yoyok ini merupakan salah satu pelopor budi daya padi hidroganik di perumahan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi daya padi hidroganik diperkenalkan pertama kali oleh Basiri, petani asal Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Awalnya, dia bereksperimen untuk menanam padi dengan teknik hidroponik. Namun teknik itu ternyata tidak cocok untuk padi. Setelah berkali-kali gagal, Basiri kemudian memadukan teknik hidroponik dan organik, yang kemudian disebut hidroganik. Dengan cara ini, ia berhasil mendapatkan padi yang lebih banyak dan kualitasnya lebih baik.
Menurut Yoyok, padi yang dikembangbiakkan di Perumahan Bumi Sawangan itu pun meniru keberhasilan petani asal Malang tersebut. "Di Indonesia, baru di Malang yang menerapkan teknik ini," katanya.
Warga Perumahan Bumi Sawangan sebenarnya tidak pernah berpikir untuk bergelut di bidang pertanian. Ide itu muncul setelah pengurus lingkungan setempat menawarkan lahan kosong untuk dimanfaatkan warga. Lahan kosong itu milik pemerintah dan sudah 18 tahun telantar. Kebetulan, saat muncul wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), banyak warga yang berdiam diri di rumah. "Kami putuskan bikin aktivitas pertanian di sana," kata Yoyok.
Selanjutnya, ujar Yoyok, pada Agustus 2020 dibentuk Kelompok Tani Terpadu Angsana 12, dengan anggota sebanyak 58 orang. Kelompok inilah yang kemudian memutuskan membudidayakan padi hidroganik. "Kami butuh waktu cukup lama untuk mempelajari teknik tersebut," kata Yoyok.
Sebelum penanaman dimulai, mereka menyiapkan instalasi pipa yang nantinya difungsikan sebagai "sawah". Pada instalasi itu terdapat 186 lubang untuk tempat padi tumbuh. Pemeliharaan dan pengawasan padi dilakukan anggota kelompok secara bergiliran. Jerih payah mereka terbayar pada Selasa lalu karena hasil panen dinilai memuaskan.
Yoyok mengatakan teknik hidroganik bisa menjadi solusi di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan lahan, termasuk di Depok. Selain efisien, padi yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan dengan teknik menanam secara konvensional. "Jika teknik konvensional membutuhkan waktu untuk membajak hingga pemupukan tanah, dengan sistem hidroganik tidak perlu lagi," katanya. "Jadi, sebulan sebelum panen, kita bisa semai bibit yang bisa langsung ditanam."
Kelompok Tani Terpadu Angsana 12 melakukan panen perdana padi hasil tanam teknik Hidroganik di Kota Depok, Jawa Barat, 16 Februari 2020. TEMPO/ADE RIDWAN
Keuntungan lainnya, Yoyok melanjutkan, teknik tanam hidroganik tidak bergantung pada faktor alam. Sebab, sistem pengairannya terus-menerus dari air kolam di bawah media tanam. Sedangkan untuk sawah konvensional, petani sangat bergantung pada musim hujan. Ancaman hama padi hidroganik pun sedikit, tidak seperti di sawah konvensional. "Hama paling hanya walang sangit dan burung yang bisa diatasi penutup paranet," kata Yoyok.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Depok, Darmi, mengapresiasi upaya Kelompok Tani Terpadu Angsana 12 yang menerapkan budi daya padi dengan teknik hidroganik. Apalagi saat ini lahan pertanian di Kota Depok semakin berkurang.
Dengan teknik hidroganik, kata Darmi, lahan yang dibutuhkan relatif tidak terlalu luas sehingga bisa diterapkan di lingkungan perumahan. "Ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga pada masa pandemi," katanya.
Menurut Darmi, pemerintah berencana menggerakkan petani-petani di Depok untuk menerapkan teknik hidroganik. Perumahan Bumi Sawangan Indah akan dijadikan kawasan percontohan. "Diharapkan akan mampu menarik generasi muda masuk ke sektor pertanian," kata Darmi.
SUSENO | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo