Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Di antara Kentang dan Lumpia

7 Mei 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RITZ Carlton, hotel mewah di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, tiba-tiba jadi omongan. Di Ruang Mutiara di lantai tiga hotel itu, Rabu pekan lalu, sejumlah petinggi partai politik menggelar hajatan penting.

Hadir antara lain Ferry Mursyidan Baldan dari Golkar, Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional, Syarif Hasan dari Partai Demokrat, Ali Chudlori dari Partai Kebangkitan Bangsa, Rusman Ali dari Partai Bintang Reformasi, dan Djamaludin Karim dari Partai Bulan Bintang. Salah satu agenda pembicaraan adalah tema yang kini tengah mendidih: reshuffle kabinet.

Sumber Tempo yang ikut dalam rapat itu menuturkan bahwa pelopor pertemuan itu adalah Aksa Mahmud, adik ipar Jusuf Kalla. Pertemuan itu dibikin karena Presiden Yudhoyono terlihat ragu-ragu mengganti sejumlah menteri, terutama Menteri Negara BUMN Sugiharto. Yudhoyono ragu karena menduga Sugiharto didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dibuka pukul dua siang, rapat ini berlangsung santai. Pintu dikunci rapat. Meja pertemuan dibanjiri kentang goreng dan lumpia. Peserta rapat memesan rupa-rupa minuman: jus, teh, dan kopi.

Dalam pertemuan itu, kata sumber ini, Aksa Mahmud berkisah tentang keluhan sejumlah menteri ekonomi terhadap kinerja Sugiharto. ”Sulit sekali dia diajak koordinasi,” kata Aksa menirukan keluhan sejumlah menteri itu. Sekitar tiga menit Aksa berkeluh kesah tentang kinerja Sugiharto itu.

Keluhan para menteri yang dikisahkan Aksa itu diamini utusan sebuah fraksi. Dalam pertemuan dengan komisi kami, kata si peserta, ”Pak Sugiharto juga kurang akomodatif.” Bubar pukul setengah empat, rapat ini menitipkan pesan menukik ke Yudhoyono: copot Sugiharto dari kursi Menteri BUMN.

Alasannya, Sugiharto dianggap ”Berkinerja tidak memuaskan dan lemah dalam koordinasi,” kata Syarif Hasan, Ketua Fraksi Partai Demokrat. Sumber yang ikut dalam pertemuan itu menuturkan bahwa kalangan Istana sangat berterima kasih atas dukungan dari Ritz Carlton itu.

Zulkifli Hasan, utusan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pertemuan itu, menuturkan acara itu adalah pertemuan rutin fraksi dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Agendanya pun tidak cuma soal reshuffle tapi juga membahas perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura dan paket undang-undang politik. ”Cuma yang paling marak ditulis media soal reshuffle,” katanya. Zulkifli membenarkan, ”Ada beberapa teman yang menyorot kinerja Sugiharto.”

Aksa Mahmud membantah menjadi penggagas pertemuan itu. ”Tidak benar kalau saya yang mengundang. Saya juga diundang, kok,” katanya. Aksa mengaku datang ke pertemuan itu karena ada pembicaraan tentang amendemen Undang-Undang Dasar. Ia mengakui bahwa pertemuan itu juga membahas isu reshuffle, meski ”Saya tidak ikut-ikutan,” katanya. ”Biarlah itu menjadi urusan Presiden.”

Wakil Sekretaris PKS, Fahri Hamzah, hakul yakin titipan dari Ritz Carlton itu tidak punya pengaruh apa-apa. Dari semua partai pendukung Yudhoyono memang cuma PKS yang tidak diundang. ”Tidak bisa reshuffle kabinet adalah hasil ngopi-ngopi di hotel,” kata Fahri.

Sugiharto sendiri membantah keras bahwa kinerjanya jeblok. ”Saya sudah bekerja sebaik-baiknya. Soal reshuffle itu hak Presiden,” katanya.

Wenseslaus Manggut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus