KERUPUK ternyata masih tercatat sebagai makanan aneh bagi orang Arab. Setidak-tidaknya bagi Aisyah, 37, wanita kelahiran daerah Malang, Ja-Tim, yang sudah 30 tahun menetap di Arab Saudi. Wanita yang bersuamikan orang Arab tulen itu, dengan tujuh anaknya, pulang ke kampung kelahiran untuk menghabiskan bulan Puasa ini. Sanak keluarga yang kangen selalu mengelu-elukan, lengkap dengan berbagai cerita. Tak ketinggalan pula, tentu saja, Warda, si nyonya rumah. Sebaliknya, Aisyah dengan ke-7 anaknya tak henti-hentinya mencetuskan rasa kagum pada semua yang mereka anggap asing. Termasuk pula kisah-kisah aneh, antara lain tentang tenung, santet, atau sebangsanya. Sampai pada suatu sore, seminggu setelah tamu dari Arab itu sampai, Warda ingin menambah kekaguman tamunya. Sekali ini suguhan nyonya rumah adalah keajaiban kerupuk. Setelah minyak goreng panas di atas wajan, dengan disaksikan tamu berikut anak-anaknya, Warda mencelupkan lempengan-lempengan kecil kerupuk. Tentu saja, lempengan-lempengan itu segera membesar, hampir memenuhi wajan. Tapi belum sempat nyonya rumah menjelaskan kehebatan makanan itu, para tamu tiba-tiba terbelalak dan menjauh. "Hadza sihr, hadza sihr . . . (ini sihir, ini sihir)," teriak Aisyah dalam bahasa kampungnya di sana. Warda, denan tak kurang kaget pula, berusaha menjelaskan bahwa proses kerupuk membesar itu wajar dan bukan sihir. Tapi sia-sia. Bahkan suami Warda dan para tetangga yang pintar berbahasa Arab Juga turut menerang an. Iamun, Aisyah, yang rupanya masih terpengaruh oleh cerita tentang tenung dan sebangsanya, tetap berkeras bahwa nyonya rumah telah menyuguhkan permainan sihir. Dan kontan besoknya ia dan ke-7 anaknya pulang ke Arab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini