Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinda Hauw mengalami keguguran pada kehamilan kedua. Kabar ini disampaikan Dinda dan suaminya, Rey Mbayang, dalam unggahan di Instagram, Selasa, 22 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam unggahan itu Dinda mengatakan bahwa dia mengetahui sedang hamil setelah menggunakan test pack saat di Paris. Dia berada di kota itu sekitar minggu pertama dan kedua Maret. Tapi saat itu dia sempat mengeluarkan darah menggumpal seperti ati ayam. Sesampainya di Jakarta, dia kembali menggunakan testpack dan hasilnya semakin jelas.
Dia pun memeriksakan diri ke dokter. Saat itu diketahui ada dua kantung yang menunjukkan bahwa dia hamil kembar. Sayangnya, satu janin tidak berkembang alias kosong.
Setelah satu minggu pemeriksaan itu, tiba-tiba dia merasa perutnya sakit dan keluar darah banyak sekali. Dia mengalami pendarahan. Tanpa pikir panjang, dia segera ke rumah sakit. Di sana, dokter menyatakan bahwa janin sudah tidak ada detak jantungnya.
Dinda Hauw mengunggah foto dirinya usai dikuret. Foto: Instagram Dinda Hauw.
“Aku di nyatakan keguguran dan akhirnya langsung segera di bersihkan di ruang operasi.. Selamat jalan Adik ke surga…” tulis Dinda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Janin yang tidak berkembang seperti yang dialami Dinda Hauw merupakan salah satu penyebab keguguran yang paling sering ditemui. Menurut Mayo Clinic, ini disebabkan oleh kelainan kromosom. Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh, bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.
Masalah kromosom ini bisa menyebabkan kehamilan kosong atau blighted ovum, yakni ketika tidak ada embrio yang terbentuk. Selaibn itu, masalah ini bisa menyebabkan kematian janin intrauterin. Ini berarti embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum gejala keguguran terjadi.
Dampak lainnya adalah kehamilan mola dan kehamilan mola parsial. Kehamilan mola terjadi ketika kedua set kromosom berasal dari ayah. Ini dikaitkan dengan pertumbuhan abnormal plasenta; biasanya tidak ada perkembangan janin. Adapun kehamilan mola parsial terjadi ketika kromosom ibu tetap ada, tetapi ayah menyediakan dua set kromosom. Kehamilan mola parsial biasanya dikaitkan dengan kelainan plasenta, dan janin yang abnormal.
Selain kelainan kromosom, keguguran juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan ibu, misalnya diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, masalah hormonal, masalah rahim atau leher rahim, dan penyakit tiroid.
Baca juga: Dinda Hauw Melahirkan, Rey Mbayang Lakukan Perawatan Metode Kanguru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.