Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Disandera Kurikulum

25 Desember 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di negeri ini, gonta-ganti kurikulum pendidikan nyaris dianggap wajar. "Ganti menteri, ganti peraturan, ganti kurikulum," begitu para orang tua biasa berkeluh kesah tanpa daya. Bagi mereka, ganti kurikulum berarti pula ganti buku dan bertambahnya biaya pendidikan anak.

Selama 30 tahun tercatat sudah empat kali kurikulum berganti. Terakhir, Juli lalu, terbit kurikulum baru yang disebut kurikulum tingkat satuan pendidikan. Isinya mirip kurikulum bebas kompetensi 2004 yang urung diberlakukan. Bedanya cuma sekolah diberi kebebasan mengembangkan kurikulum sendiri.

Kontroversi kembali bergulir. Yang optimistis menganggap kurikulum ini membuat guru menjadi kreatif. Yang pesimistis menganggapnya bakal bernasib seperti kurikulum sebelumnya. Toh, pemerintah bergeming menargetkan semua sekolah menerapkan kurikulum ini pada 2009.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus